Apa Itu Klitih? Kejadian yang Menewaskan Siswa SMA di Yogyakarta

5 April 2022, 12:22 WIB
ilustrasi: Mengenal fenomena klitih yang tewaskan siswa SMA di Yogyakarta. /TRAPHITHO/pixabay/

PR BEKASI - Fenomena klitih nampaknya sudah tidak asing lagi didengar oleh masyarakat Yogyakarta.

Pasalnya, baru-baru ini masyarakat Yogyakarta kembali digemparkan dengan tewasnya seorang siswa SMA akibat klitih.

Seorang siswa SMA di Yogyakarta tewas usai disabet gir seusai pulang dari angkringan bersama temannya.

Baca Juga: Spoiler One Piece 1046, Kaido Kalahkan Luffy dan Gear 5 dalam Mode Terakhirnya?

Kejadian klitih ini tentunya membuat masyarakat Yogyakarta semakin meresahkan usai kembali menelan korban.

Lantas, apa yang dimaksud dengan klitih yang saat ini kembali meresahkan masyarakay Yogyakarta?

Berikut adalah penjelasan klitih yang sebelumnya pernah tayang di Malang Terkini dengan judul "Mengenal Fenomena Klitih di Jogja, Jumlah Korban Serta Penanganannya yang Dinilai Lamban,".

Baca Juga: Miguel Oliveira Keluhkan Masalah Ban Saat Balapan di Argentina

Dalam Bahasa Jawa, klitih merupakan istilah yang merujuk pada kegiatan seseorang keluar rumah di malam hari tanpa tujuan yang jelas atau cari angin.

Namun pada saat ini, makna klitih telah bergeser menjadi perilaku remaja yang identik dengan kekerasan di jalan pada malam hari.

Klitih mengalami perubahan seiring perkembangan zaman. Dulu klitih seringkali dilakukan oleh geng-geng atau kelompok tertentu untuk memprovokasi kelompok lainnya.

Baca Juga: Fakta Baru Terungkap, Fakarich Terima Uang Rp1,9 Miliar dari Indra Kenz

Kegiatan semacam itu bertujuan menunjukkan eksistensi dan menunjukkan kekuatan sebuah kelompok untuk menakut-nakuti orang lain.

Namun saat ini, klitih berubah dari yang mulanya memiliki target yang jelas, saat ini terkesan acak dan bisa mengancam siapa saja. Dan pelaku klitih tidak segan melukai korbannya dengan sajam.

Klitih berbeda dengan begal, pelaku klitih akan puas setelah melihat korbannya jatuh dan tak berdaya tanpa harus merampas barang milik korbannya.

Baca Juga: Bank Indonesia Batasi Jumlah Penukaran Uang Lebaran Idul Fitri 2022

Beberapa faktor yang mendasari perilaku klitih adalah karena adanya masalah dalam hubungan keluarga, interaksi dengan lingkungan kelompok, serta karakter individu.

Maka bisa disimpulkan bahwa gengsi dan kebanggaan kemungkinan punya andil besar perilaku klitih. Seorang pelaku menganggap klitih adalah satu-satunya kemampuan yang bisa ia banggakan untuk diri sendiri maupun dalam lingkungan kelompoknya.

Klitih saat ini sedang meneror kota Jogja, dengan total 58 jumlah korban klitih selama 2021. Ini merupakan yang terbesar dari tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: Kejutan One Piece 1046: Kaido Belum Mati, Perubahan Rambut Luffy Isyaratkan Munculnya Kekuatan Baru?

Masyarakat Jogja dan sekitarnya mengaku semakin takut keluar malam, karena maraknya kasus klitih ini.***(M Hasan Albanna Ribalta/Malang Terkini)

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Malang Terkini

Tags

Terkini

Terpopuler