PR BEKASI - Kabar duka tengah menyelmuti warga Muhammadiyah dan bangsa Indonesia.
Salah satu ulama Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif atau lebih dikenal dengan nama Buya Syafii Maarif tutup usia pada Jumat, 27 Mei 2022.
Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu berpulang pada pukul 10.15 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping.
Baca Juga: Daftar Harga Tiket Bioskop Film The Doll 3 di Cikarang 27-29 Mei 2022, Cek Jadwal Tayangnya
Berita ini selaras dengan pernyataan dari Haedar Nashir.
Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015-2020 itu mengungkapkan rasa berduka atas meninggalnya Buya Syafii Maarif.
Haedar Nasir mengungkapkan bahwa sebelum Buya Syafii Maarif menghembuskan nafas terakhirnya, ia sempat menemani selama setengah jam di rumah sakit.
Baca Juga: Teori One Piece: Arc Wano dan Perjalanan Yonko Akan Segera Berakhir
Kemudian, ia juga mengungkapkan bahwa sebelum meninggal dunia, Buya Syafii sempat menitipkan dua pesan kepadanya.
Pertama, Buya Syafii selalu mengingatkan agar selalu menjaga keutuhan bangsa, keutuhan Muhammadiyah, dan keutuhan umat Islam.
Kedua, tidak seperti biasanya saat kunjungan tersebut Buya Syafii meminta untuk melakukan doa bersama.
Baca Juga: Mulai Rp30 Ribu, Berikut Harga Tiket Bioskop Nonton Film The Doll 3 di Bandung Hari Ini, 27 Mei 2022
"Tidak biasanya membeli itu kan orangnya santai gitu biarpun kami selalu ketika menjenguk orang sakit kewajiban kami mendoakan beliau yang meminta sendiri untuk berdoa bersama beliau,” ujar Haedar.
Sebagai informasi yang dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari laman Muhammadiyah, sebelumnya Buya Syafii telah dirawat di Rumah Sakit selama satu bulan.
Sempat kembali ke rumah, kemudian masuk ke rumah sakit lagi dua minggu yang lalu.
Baca Juga: One Piece 1051, Oda Bocorkan Cara Luffy Aktifkan Kekuatan Barunya yang Muncul di Arc Wano
Adapun sakit yang diderita oleh Buya Syafii yakni penyakit jantung.
"Jumat lalu saya juga sempat mengunjungi di sini, semalam sebenarnya beliau masih baik tetapi kondisinya terkait dengan jantung yang lalu ditangani oleh dokter. Tadi pagi sekitar setengah tujuh masih bisa berkomunikasi, sarapan pagi seperlunya tapi sekitar setengah delapan kritis sampai jam 10.15,” kata Haedar.***