Pengamat Ungkap Sikap Surya Paloh dan Megawati saat Bertemu: Tidak Akrab, Seperti Air dan Minyak

20 Juni 2022, 09:59 WIB
Gesture Megawati dan Surya Paloh saat bertemu Jokowi di Istana Negara dinilai oleh seorang pengamat politik. /Instagram @sekretariat.kabinet

PR BEKASI - Seorang pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira), Kupang, Mikhael Raja Muda Bataona, mengungkap sikap Surya Paloh dan Megawati saat bertemu.

Pengamat mengungkap bahwa bahasa tubuh Surya Paloh dan Megawati saat bertemu menunjukkan hal yang tak biasa.

Menurut penuturan Mikhael, NasDem dan PDIP merupakan mitra koalisi yang dekat tapi jauh, ibarat minyak dan air yang sulit sepaham.

Hal itu terlihat saat keduanya datang di Istana Negara dalam jamuan makan bersama Presiden Joko Widodo (Presiden Jokowi), pengamat menilai bahwa sikap keduanya tidaklah akrab.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Film ke-3 dari Trilogi yang Bisa Ditonton, Ada Star Wars hingga The Maze Runner

"Saat di Istana Negara ketika jamuan makan bersama Presiden Joko Widodo beberapa hari lalu, bahasa tubuh Surya Paloh (Ketua Umum Partai NasDem) dan Megawati (Ketua Umum PDIP) tidaklah akrab," katanya dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari ANTARA.

Menurut penilaiannya, hal ini terjadi akibat gonjang ganjing isu politik, di mana dalam banyak isu, katanya, Partai NasDem selalu berdiri pada posisi yang berbeda dengan PDIP baik dari aspek cara pandang maupun dari sisi pilihan politik.

Sehingga saat rakernas Partai NasDem beberapa waktu lalu ia menilai hal itu sebagai 'pembeda' daripada PDIP.

"Dari sisi kebatinan, taktik politik NasDem lewat rakernas dapat dibaca bahwa NasDem ingin menjadi game changer pada Pilpres 2024," ujarnya.

Baca Juga: 5 Arc Terbaik dalam Sejarah One Piece, Apakah Arc Wano Nomor Satu?

Seperti yang diketahui beberapa waktu lalu bahwa Partai NasDem telah melakukan Rakernas dan di akhir acara Surya Paloh mengumumkan tiga kandidat yang diusung NasDem untuk maju di Pilpres 2024.

Adapun tiga kandidat itu yakni Ganjar Pranowo, Andika Perkasa, dan Anies Baswedan.

Sementara itu, saat Rakernas Partai NasDem berlangsung, dalam waktu yang sama Partai PDIP pun mengumpulkan semua kepala daerah di Lenteng Agung, Jakarta untuk mengikuti sekolah partai termasuk Ganjar Pranowo.

Jika hal ini dilihat secara psikologis, menurut penilaian Mikhael kedua partai tersebut sedang dalam upaya adu kekuatan hingga saling tekan.

"Publik tentu cerdas membaca ini sebagai rivalitas dua sahabat koalisi pemerintah yang memang sejak Pemilu 2019 sudah saling berkompetisi. Sudah seperti air dan minyak," katanya.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler