Harga Bahan Dapur di Pasar Badung Naik Serentak, Dampak Kenaikan Harga BBM?

5 September 2022, 17:02 WIB
Harga kebutuhan pokok di pasar Bandung mengalami kenaikan, pedagang keluhkan jumlah daya beli menurun. /ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari

PR BEKASI – Beberapa hari lalu, pemerintah baru saja menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi maupun non subsidi.

Hal tersebut disinyalir dapat berdampak terhadap kenaikan harga bahan pokok, ataupun barang-barang yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Salah satunya terjadi di Pasar Badung, Denpasar, Bali, dimana sejumlah pedagang mengungkapkan bahwa beberapa bahan dapur mengalami kenaikan secara serentak.

Para pedagang mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidilah yang mengakibatkan naiknya harga kebutuhan pokok tersebut.

Baca Juga: Debut Manis Pelatih Baru Persib Bandung, Luis Milla dii Pekan Kedelapan BRI Liga 1

"Sejak dua hari lalu harga BBM naik, cabai kecil, cabai keriting, lombok besar, bawang merah dan bawang putih ikut naik," kata Komang Widiasih, salah satu pedagang bahan dapur di Pasar Badung Denpasar, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara News.

Dirinya menjelaskan sejak dua hari lalu ketika harga BBM naik, harga-harga kebutuhan pokok pun ikut naik.

Contohnya seperti bawang merah, dari harga sebelumnya Rp20 ribu menjadi Rp25 ribu, kemudian cabai rawit dan cabai besar dari Rp40 ribu menjadi Rp43 ribu.

Baca Juga: Sutradara Big Mouth Bongkar Hubungan Lee Jong Suk dan Yoona di Dunia Nyata: Cukup Tertutup

Namun menurutnya, kenaikan harga BBM tidak berpengaruh terhadap jumlah pembeli, tetapi daya belinya saja yang menurun.

Hal tersebut secara tidak langsung berdampak terhadap jumlah penghasilan yang dirinya dapatkan dalam sehari.

“Kalau pembeli tidak berkurang tapi daya belinya menurun, dari yang beli satu kilogram menjadi setengah kilogram, jadi kalau biasa sehari dapat Rp1,5 juta sekarang Rp1 juta," kata Widiasih.

Baca Juga: Perubahan Skema Permainan Persib Bandung Mampu Membuat RANS Nusantara FC Tak Berkutik

Hal itu diungkapkan juga oleh para pedagang yang mengambil barang langsung dari petani daerah seperti di Kabupaten Klungkung, Bangli, dan Buleleng.

Menurut mereka, harga secara serentak biasa terjadi akibat adanya kenaikan harga BBM maupun menjelang hari raya.

Meskipun harga kenaikan barang tidak naik secara signifikan, dampak dari daya beli yang menurun disinyalir dapat merugikan para pedagang nantinya.

Baca Juga: One Piece 1059, Bakal Jadi Lawan Luffy Selanjutnya, Seberapa Kuat Akainu?

Oleh karena itu, pemerintah melalui Perumda Pasar Sewaka Dharma Kota Denpasar melakukan sejumlah upaya untuk menekan harga bahan-bahan dapur agar tidak melonjak.

Solusi yang ditawarkan berupa subsidi harga Rp1.000 terhadap bawang merah, cabai rawit, dan cabai besar per kilogram, ataupun harga telur per kerat-nya.

"Solusi untuk menekan inflasi ini gerakan di hilir, inilah solusi kami ikut berperan dalam menekan harga,” kata Ida Bagus Kompyang Wiranata, Direktur Utama Perumda Pasar Sewaka Dharma Kota Denpasar.

Baca Juga: Belasan Elemen Berunjuk Rasa Kenaikan BBM, Dirlantas Sampaikan Kondisi Jalan di Sembilan Titik

“Nah solusi lain adalah bagaimana di hulu, seperti kita lihat cabai, bawang, telur ini kan kondisi di sumber, ini perlu penataan dan domain itu sudah tentu bukan di pasar," katanya menambahkan.***

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler