Heboh Berita Tsunami Dahsyat di Pantai Selatan, BMKG: Jangan Cemas, Itu Hany Gambaran Terburuknya

26 September 2020, 19:28 WIB
Ilustrasi prediksi potensi tsunami setingi 20 meter yang akan terjadi di Pantai Selatan Jawa. /PIXABAY/Elias Sch

 

PR BEKASI – Telah beredar informasi adanya kemungkinan potensi tsunami hingga 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur.

Informasi tersebut diungkapkan oleh para peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Hasil penelitian tersebut membuat heboh media sosial. Informasi tsunami dashyat tersebut malah memicu kepanikan sekaligus keresahan pada para pembaca.

Baca Juga: Merasa Ditipu Terkait Harta Warisan, Donald Trump Digugat Keponakannya Sendiri

Menanggapi hal itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membuat klarifikasi terkait hal tersebut.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari PMJ pada 25 September 2020, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan adanya salah pengertian menyikapi riset terkait potensi gempa kuat di zona megathrust yang sejatinya membahas mitigasi itu.

“Masyarakat awam pun menduga seolah dalam waktu dekat di selatan Pulau Jawa akan terjadi gempa dahsyat, padahal tidak demikian,” kata Daryono.

Baca Juga: Jakarta Perpanjang PSBB yang Diperketat, Ketum HIPPI: Kami Harus Lakukan Aturan Main PSBB

Berdasarkan penuturan Daryono, hasil riset ITB tersebut seharusnya mendorong seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah bisa lebih memperhatikan upaya mitigasi gempa bumi dan tsunami.

“Apakah dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi mitigasi, latihan evakuasi (drill), menata dan memasang rambu evakuasi, menyiapkan tempat evakuasi sementara,” tuturnya.

Dirinya mengatakan, uaya serius dari berbagai pihak diperlukan guna memperkuat penerapan infrastruktur bangunan anti gempa.

Baca Juga: Hati-hati karena Jadi Modus Penipuan Baru, Kominfo Imbau Jaga Kode OTP Anda

Masyarakat diharapkan turut meningkatkan kemampuan memahami metode keselamatan saat terjadi gempa dan tsunami.

Tidak hanya itu, Daryono juga mengatakan, riset ITB dilakukan dengan skenario gambaran terburuk dari potensi-potensi bencana alam.

Hingga saat ini, teknologi secanggih apapun belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat terkait waktu serta lokasi gempa.

Baca Juga: Jadi Primadona Tanaman Hias dalam Ruangan, Berikut Cara Mudah Merawat Janda Bolong

“BMKG dalam hal ini mengapresiasi hasil tersebut. Skenario model yang dihasilkan merupakan gambaran terburuk (worst case), dan ini dapat dijadikan acuan kita dalam upaya mitigasi guna mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami,” katanya.

Daryono menekankan mengenai pentingnya upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah konkret. Hal ini untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa.

“(Langkah mitigasi juga bisa dilakukan dengan) membangun bangunan rumah tahan gempa, menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami, serta meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami,” ucapnya.

Baca Juga: Ada Episode yang Dinilai Seksis dan Rasis, Penulis Webtoon Ini Tuai Kritik dari Pembaca

Masyarakat diharapkan tidak khawatir dan cemas terkait informasi tsunami dashyat tersebut.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler