PR BEKASI – Ezatullah (22), seorang pencari suaka politik asal Afghanistan akhirnya disetujui permohonannya untuk dipulangkan ke negaranya asalnya.
Ezatullah diketahui merupakan salah satu deteni di Rudenim Makassar dan telah berada di kota tersebut selama enam tahun lamanya.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Makassar Togol Situmorang di Makassar, Selasa, 29 September 2020.
Baca Juga: Cek Merchant Baru ShopeePay Minggu ini, Produk Fesyen dan Makanan Lezat Ternama Menanti Anda
"Pemulangan Ezatullah ke negaranya atas permintaan yang bersangkutan dan semua permohonan itu juga melalui proses. Sudah banyak pencari suaka pulang ke negaranya setelah situasi di negara asal pencari suaka sudah mulai kondusif," ujarnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.
Dia menjelaskan, pemulangan pencari suaka itu secara sukarela atau lebih dikenal dengan istilah Assisted Voluntary Return (AVR) ke negara asalnya, Afghanistan setelah menunggu di Indonesia selama enam tahun.
Togol Situmorang mengatakan, bahwa para imigran atau pencari suaka selama berada di Indonesia ada beberapa larangan bagi pengungsi diantaranya tidak boleh bekerja untuk menghasilkan uang dan tidak boleh berkendara tanpa Surat Izin Mengemudi (SIM).
Baca Juga: Terlalu Berat Pikul Nama Lamanya, Lidya Pratiwi Berganti Nama Menjadi Maria Eleanor
"Kami mendukung proses pemulangan kembali atau AVR bagi para pengungsi, saya akui mereka pasti jenuh lama di sini, dan AVR adalah salah satu solusi alternatif bagi pengungsi juga bagi pemerintah," katanya.
Sementara itu, Ezatullah mengungkapkan jika dirinya meninggalkan negaranya sejak berusia belia atau 16 tahun saat situasi negaranya sedang kacau dilanda perang saudara.
Dia tidak punya pilihan lain selain meninggalkan negaranya yang sedang berkonflik, ia memilih untuk berlari menyelamatkan diri daripada harus terus berhadapan dengan desingan peluru.
Baca Juga: Acara KAMI Batal Digelar, Gatot: Koyaklah Dadaku Agar Kamu Mengerti Seberapa Merah Putih Jiwa Ragaku
Berbekal uang seadanya, Ezatullah bersama beberapa orang Afghanistan lainnya menaiki kapal kayu menuju India, Malaysia, dan masuk Indonesia melalui "jalan tikus" di Pekanbaru.
Tak ada identitas apapun yang Ezatullah bawa, ia mengklaim dirinya sebagai pencari suaka, selanjutnya dilakukan proses Assesment oleh pihak UNHCR dan Ezatullah akhirnya resmi menyandang status pengungsi.
"Saat itu saya hanya ingin pergi ke tempat yang aman, tidak peduli dimana saya berlabuh," kenang Ezatullah yang telah 6 tahun menetap di Makassar.
Baca Juga: Butuh Perluas Makam Covid-19, Gubernur DKI Jakarta Minta Hasil Kerukan Setu untuk 2 TPU
Ezatullah menghabiskan waktu selama tahun di Makassar dengan berlatih Muay Thai (seni bela diri asal Thailand).
"Saya sudah bosan juga di sini, tidak bisa bekerja, tidak boleh naik motor, situasi di Afghanistan pun sudah berangsur kondusif" ujarnya.
Togol Situmorang menerangkan, pencari suaka itu akan berangkat dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, dengan dikawal oleh dua orang petugas.
Baca Juga: Alih-alih Jadi Surga Kota, Komplek Perumahan Taman Hutan Kota ini Malah Menjadi Sarang Nyamuk
Masing-masing dari Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Selatan dan Rudenim Makassar (Rumah Detensi Imigrasi Makassar).
Selanjutnya dengan menggunakan maskapai Batik Air ID6285 menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, pada pagi ini pukul 10.55 WITA.
Setiba di Jakarta, petugas akan membawa mereka terlebih dahulu ke Kedutaan Besar Republik Islam Afghanistan di Jakarta untuk wawancara dan proses administrasi.
Baca Juga: Pemuda Kalinusu Brebes Bagi Tugas Tutup Celah Pekerjaan TMMD Reguler
Setelah menyelesaikan wawancara dan proses administrasi, kedua pengungsi kembali menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan pengawalan petugas untuk selanjutnya dilakukan pemulangan dengan menggunakan pesawat maskapai Emirates pada pukul 17.55 WIB.
Pesawat tersebut menuju Dubai International Airport, dan dilanjutkan dengan menggunakan pesawat Emirates pukul 04.10 waktu setempat menuju Kabul International Airport, Afghanistan.***