Tak Ingin Kecolongan Soal Kehalalan Vaksin COVID-19, Ma'ruf Amin Libatkan MUI

17 Oktober 2020, 13:55 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin melakukan wawancara virtual dengan Juru Bicara Satgas COVID-19 dr. Reisa Brotoasmoro pada Jumat, 16 Oktober 2020. /Dok. Setwapres

PR BEKASI – Pemerintah Indonesia hingga saat ini terus melakukan langkah-langkah persiapan pelaksanaan penyuntikan vaksin COVID-19 kepada masyarakat.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs resmi Sekretaris Kabinet, Setkab.go.id pada Sabtu, 17 Oktober 2020, selain vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh periset di Indonesia, pengadaan vaksin juga dilakukan melalui kerja sama dengan negara lain.

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menjelaskan bahwa pemerintah telah melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak awal pandemi COVID-19 ini.

Baca Juga: Padukan Produk Kecantikan dam Kesehatan, Perusahaan Kosmetik Raup Untung 

Menurutnya, fatwa MUI banyak menjadi acuan, mulai dari mengenai ibadah salah Jumat, salat Idul Fitri, salah Idul Adha hingga pembayaran zakat yang dapat dipergunakan untuk penanggulangan pandemi COVID-19.

Selain itu, fatwa lainnya seperti tata cara beribadah bagi tenaga medis yang menggunakan baju hazmat hingga pemulasaraan jenazah.

“Untuk vaksin, saya sudah minta (MUI) dliatkan dari mulai perencanaan, pengadaan vaksin, kemudian pertimbangan kehalalan vaksin, audit di pabrik vaksin termasuk kunjungan ke fasilitas vaksin di RRT (Republik Rakyat Tiongkok). Kemudian juga terus menyosialisasikan ke masyarakat dalam rangka vaksinasi,” kata Wapres Ma’ruf Amin.

Selain itu, Ma’ruf Amin juga menekankan bahwa vaksin yang akan diberikan ke masyarakat harus megantongi sertifikat halal dari lembaga yang memiliki otoritas, dalam hal ini MUI.

Baca Juga: Demonstran Gunakan Salam Tiga Jari untuk Pemerintah, Berikut Sejarahnya yang Ada di 'Hunger Games' 

Sementara itu, perusahaan pembuat vaksin Sinopharm dari Uni Emirat Arab serta Sinovac dan CanSino dari Tongkok telah menyampaikan komitmennya untuk memasok vaksin covid-19 ke Indonesia.

Berdasarkan informasi dari situs resmi maritim, tim inspeksi yang terdiri dari unsur BPOM, Kementerian Kesehatan, MUI, dan Bio Farma pada Rabu, 14 Oktober 2020 bertolak ke Tiongkok.

Hal ini bertujuan untuk melihat kualitas fasilitas produksi dan kehalalan vaksin Sinovac dan CanSino.

Diketahui, data untuk vaksin G42/Sinopharm yang diproduksi di Uni Emirat Arab akan diambil dari data uji klinis di negara tersebut.

Baca Juga: Tak Ingin Lagi Terima Banjir Kiriman dari Bogor, BPBD Bekasi Pasang Alat Canggih di 5 Lokasi 

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengungkapkan, MUI dilibatkan dalam proses pengujian data untuk menjamin kehalalan vaksin Sinovac dan CanSino, begitu juga dengan vaksin G42/Sinopharm.

“MUI-nya Abu Dhabi (Uni Emirat Arab) sudah menyatakan no issue dengan kehalalan vaksin G42,” katanya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: setkab

Tags

Terkini

Terpopuler