Kadin Perkebunan Kalbar: Perusahaan Perkebunan Sawit Miliki Peran Strategi Cegah Karhutla

25 Oktober 2020, 20:23 WIB
Kabut asap menyelimuti Jembatan Siak IV di Kota Pekanbaru, Riau, Jumat, 13 September 2019. Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Sumatera menyatakan hasil pengukuran Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) sebagian besar daerah di Riau dalam kategori berbahaya karena tercemar asap Karhutla. /ANTARA/

PR BEKASI – Perusahaan perkebunan sawit dinilai berperan strategis untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Hal itu adalah karena lebih dari separuh areal penggunaan lainnya (APL) ditanam komoditas unggulan tersebut.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Heronimus Hero menyampaikan hal tersebut di Pontianak, Minggu, 25 Oktober 2020.

Baca Juga: #StopBeliEsKrimAice Trending di Twitter, F-Sedar Soroti Perlakuan Terhadap Buruh di Pabrik Aice

"APL di Kalbar seluas 6.3 juta hektare, dan sebanyak 52 persennya itu dimanfaatkan untuk perkebunan sawit," ujarnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

"Nah, perusahaan dalam hal ini sangat strategis untuk bisa mencegah dan mengendalikan Karhutla, bukan sebaliknya," ucap Heronimus Hero menambahkan.

Dia menjelaskan bahwa perkebunan sawit memiliki sumber daya yang lebih lengkap, dan terorganisir. Sehingga, dalam hal pencegahan Karhutla sangat penting dan strategis.

Baca Juga: Tidak Banyak yang Tahu, Dua Tempat di Asia Tenggara Ini ternyata Jarang Tersentuh Manusia

"Paling tidak, di wilayah izin atau perusahaan perkebunan sawit harus bisa di cegah. Bahkan di area sekitar perkebunan, melalui pendampingan kepada masyarakat sekitar untuk pengendalian atau pencegahan Karhutla," tutur Heronimus Hero.

Menurutnya, terdapat tanah gambut di dalam mayoritas wilayah usaha perkebunan sawit di Kalbar.

Sementara tanah gambut sendiri, memiliki potensi yang besar dan sulit dikendalikan jika terbakar.

Baca Juga: Khabib Nurmagomedov Pensiun demi Mendiang sang Ayah, McGregor Ungkap Hal Ini

"Nah, itu harus tetap menjadi perhatian serius perusahaan. Pemerintah terus memantau dan mendampingi, agar perusahaan betul-betul dengan serius soal lingkungan ini," ujar Heronimus Hero.

"Perusahaan harus komitmen dengan ketentuan yang telah ada, bukan malah sebaliknya," ucapnya menambahkan.

Heronimus Hero mengatakan, jangan sampai nilai ekonomis yang tinggi dari komoditas sawit, dialihkan untuk pemadaman Karhutla.

Baca Juga: PEM Akamigas Selaraskan Pendidikan Selaras dengan Kebutuhan Dunia Industri

Menurutnya, lebih baik fokus ke pencegahan yang lebih murah dan cepat, serta tidak berdampak luas bagi berbagai aspek kehidupan.

Pihaknya juga terus memantau fasilitas pencegahan perkebunan, sesuai ketentuan yang ada, dan juga melakukan rapat koordinasi yang baru-baru ini telah dilaksanakan. Sehingga, sinergi pemerintah dan perusahaan semakin baik.

"Bersyukur tahun ini di Kalbar, sampai Agustus 2020, titik api jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya. Luas lahan yang terbakar tahun ini, sekitar 2.500 hektare," ujar Heronimus Hero.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Anies Baswedan Umumkan PSBB Transisi Diperpanjang Mulai Besok

"Tahun ini, tidak ada kabut asap yang parah. Kita hanya dihadapkan bencana Covid-19. Namun, ada hal sama dari dua bencana ini, yakni kita dituntut pakai masker," tuturnya menambahkan.

Saat ini, terdapat 3.308 juta hektare izin telah diterbitkan bupati untuk 347 perusahaan di Kalbar. Dari luasan yang ada, terdiri atas perkebunan besar 1.171 juta hektare, perkebunan besar negara 30.061 hektare, dan perkebunan rakyat 707.438 hektare.

"Produksi CPO (Crude Palm Oil) di Kalbar capai 4.02 juta ton per tahun. Total sirkulasi uang terkait sawit di Kalbar, lebih dari Rp70 triliun per tahun," ujar Heronimus Hero.

Baca Juga: Tahu Rumahnya Akan 'Dirusak', Seekor Komodo Ini Hadang Truk Pembangunan ‘Jurassic Park’

"Jadi, kontribusi sawit bagi ekonomi daerah tentu besar, yakni sekitar 12 persen dari PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kalbar." ucapnya menambahkan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler