Pembakar Halte Sarinah Tertangkap CCTV, Mahasiswa: Jangan Sampai Gerakan Kita Dikambinghitamkan

29 Oktober 2020, 20:45 WIB
Wajah-wajah yang terungkap dalam video Investigasi Narasi, terduga pembakar halte Transjakarta Sarinah. /Tangkap layar Narasi Newsroom/

PR BEKASI – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Bayu Septian mengatakan bahwa BEM mengontrol dari elemen manapun pada saat unjuk rasa beberapa waktu lalu.

Bahkan ia melihat pada aksi unjuk rasa 8 Oktober 2020 ketika sudah mulai rusuh para buruh, petani, dan elemen lainnya mengamankan massanya dengan membuat border, kemudian mobil komando mundur. 

Berbicara mengenai kebakaran halte sarinah, Bayu mengatakan agar masyarakat dapat melihat sendiri karena secara visual sudah terlihat pelakunya. 

Baca Juga: Manfaatkan Sisa Libur Panjang, Yuk Kunjungi 3 Pantai Jarang Pengunjung di Jawa Barat

“Biarlah masyarakat sendiri yang menilai, apakah kerusuhan yang terjadi yang selalu diangkat oleh pemerintah bahwasanya gerakan-gerakan daripada segala elemen yang turun ke lapangan adalah gerakan yang timbul kerusuhan yang merusak suatu bangsa?,” tutur Ketua BEM UNY, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari video unggahan Kanal YouTube Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa pada Kamis, 29 Oktober 2020.

Untuk informasi, tim Narasi TV yang digawangi Najwa Shihab berani melakukan investigasi terhadap pelaku pembakaran Halte Sarinah, Jakarta.

Hasil investigasi itu sudah diberikan kepada pihak kepolisian dan akam segera ditindaklanjuti.

Baca Juga: Jadwal Liga Eropa Jumat 30 Oktober 2020 Langsung di SCTV, AC Milan dan Arsenal

“Jangan sampai gerakan kita yang bermoral dan berintelektual dikambing hitamkan oleh pernyataan beberapa orang yang mengatakan ditunggangi atau disponsori,” ujar Bayu.

Ia menegaskan bahwa mengirimkan beberapa orang untuk ke pusat itu biayanya hasil patungan di kampus.

“Jadi tidak benar kalau aksi kita itu disponsori atau ditunggangi,” katanya.

Baca Juga: Ikuti Arahan Google Maps Demi Menghindari Kemacetan, Mobil Ini Malah Terperosok di Tanjakan Maribaya

Sementara itu, Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman mengatakan bahwa mahasiswa jangan takut menyampaikan suara rakyat.

Dirinya juga mengatakan pemerintah selalu menghargai aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa karena itu hak konstitusi.

Menanggapi pernyataan Fadjroel Rachman, Bayu mengatakan bahwa kebebasan berpendapat itu dijamin Undang-undang tetapi bagaimana kenyataan kondisi di lapangan yang represifitas itu terjadi dimana-mana.

Baca Juga: Pilih Liburan di Rumah karena Masih Pandemi, 7 Kegiatan Asik Ini Bisa Dicoba Agar Tak Merasa Bosan

“Seolah-olah semua sektor itu sudah dikondisikan. Bahkan sebelum aksi kawan-kawan yang sedang makan, nongkrong itu diciduk untuk bisa diamankan padahal belum ada aksi,” ujarnya.

Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati menyatakan setuju dengan apa yang disampaikan oleh Bayu.

Bahwa massa yang dipukuli yang ditangkap itu baru sampai di lokasi aksi atau bahkan ada yang belum sampai.

Baca Juga: Jauh dari Konflik, Ternyata Pedangdut Inul Daratista Sempat Minta Cerai karena Tak Bisa Hamil

Asfin mengaku bahwa tidak sanggup lagi melihat video-video yang menunjukkan massa aksi dipukuli sampai babak belur.

“Saya mengaku jika saya tidak sanggup melihat rekaman video masa aksi yang benge-bengep kemudian ditangkap dengan berbagai kekerasan, saya sudah hampir tidak kuat lagi,” kata Asfinawati.

Lebih lanjut, Asfin mengatakan video itu banyak di advokasi dan bukan cerita satu dua, lebih banyak yang dipukul daripada yang tidak dipukul, baik ketika di kantor polisi tetapi lebih banyak yang ketika ditangkap.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler