IDI Tekankan Penerapan Protokol Kesehatan Meski Vaksin Covid-19 Sudah Ada

30 Oktober 2020, 19:53 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. /ANTARA

PR BEKASI – Vaksin Covid-19 bagaikan kejutan ditunggu-tunggu oleh masyarakat dunia. Pasalnya, pandemi Covid-19 yang hampir berjalan berbulan-bulan selain menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit juga berimbas pada persoalan lain termasuk ekonomi.

Namun, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bandar Lampung menyebutkan bahwa masyarakat tetap harus memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan (3M) meskipun nanti vaksin corona sudah ada.

"Ini yang wajib dilakukan juga oleh masyarakat setelah divaksin harus menjaga protokol kesehatan sebab vaksin bukanlah obat COVID-19," kata Ketua IDI Cabang Bandar Lampung dr Aditya M Biomed, seperti dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com pada Jumat, 30 Oktober 2020.

Baca Juga: Beri Ceramah Maulid Nabi, Ustaz di Aceh Jadi Korban Penikaman di Leher

Menurutnya, hal ini harus diluruskan oleh pemerintah kepada masyarakat sehingga tidak menjadi pengharapan berlebih terhadap vaksin itu dan membuat semua orang abai akan protokol kesehatan.

"Saya sebenarnya secara pribadi maupun organisasi tidak antipati, tapi jangan juga berlebihan. Saya lihat, menurut beberapa teman-teman juga, masyarakat harapannya berlebihan terkait adanya vaksin ini," katanya.

Ia mengatakan bahwa saat ini banyak masyarakat menganggap dengan adanya vaksin yang akan keluar nanti, semuanya beres. Padahal tidak begitu sebab dari berbagai pengalaman yang sudah sudah, hanya vaksin campak yang berhasil.

Baca Juga: Protes Pernyataan Macron, Senin Depan Kantor Kedubes Prancis Dikabarkan Akan Digruduk Ribuan Massa

Sedangkan vaksin-vaksin untuk penyakit TBC, hepatitis maupun influenza belum bisa dikatakan berhasil sebab penyakitnya pun masih ada meski telah dilakukan riset bertahun-tahun.

"Jadi artinya apa, vaksin ini kan baru, belum ada garansinya dan belum diketahui memberi kekebalan berapa persen ke tubuh kita maka 3M memang harus tetap dilakukan," ujarnya.

Namun, lanjut dia, semua elemen juga tetap harus menghargai pemerintah karena vaksin tersebut merupakan usaha dari mereka guna keluar dari pandemi COVID-19.

Baca Juga: 'Petualangan Sherina' Benar-benar Obati Rindu, Akan Tampil dalam 3 Versi di 2021

"Kita tetap harus menghargai usaha pemerintah karena semua negara juga mengandalkan vaksin itu tapi sekali lagi masyarakat juga jangan salah kaprah bila COVID-19 hilang dengan vaksinasi," katanya.

Seperti diketahui Pemerintah Indonesia akan memulai program vaksinasi corona pada November 2020. Hal ini terkait bahwa vaksin yang dibeli Indonesia dari beberapa negara akan datang bulan tersebut, meliputi Cansino, G42 atau Sinopharm, dan Sinovac.

Rinciannya, Cansino menyanggupi 100 ribu vaksin (single dose) pada November 2020, dan sekitar 15-20 juta untuk 2021. Kemudian, Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin (dual dose) tahun ini.

Baca Juga: Gelombang Tinggi 6 Meter Hantui Sisa Libur Panjang, Jangan Panik! Ikuti Saran BMKG Ini

Dari jumlah tersebut, sebanyak 5 juta dosis mulai datang pada November 2020 dan sisanya akan datang bertahap.

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler