Musni Umar Prihatin kepada Anies: Politik Menghalalkan Segala Cara untuk Menghabisi 'Lawan'

- 28 November 2020, 19:13 WIB
Rektor Universitas Ibnu Chaldun (kanan) menanggapi serangan terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) yang dianggap menghalalkan segala cara.
Rektor Universitas Ibnu Chaldun (kanan) menanggapi serangan terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) yang dianggap menghalalkan segala cara. /Kolase foto Instagram @aniesbaswedan dan musni_umar

 

PR BEKASI -  Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar merasa prihatin atas unjuk rasa yang dilakukan pada hari ini, yang meminta agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diperiksa sebab dugaan adanya pelanggaran protokol kesehatan dan tindak korupsi.

Unjuk rasa diketahui terjadi mulai Kamis oleh Persatuan Mahasiswa Jakarta Raya dan berlanjut pada Jumatnya oleh Gerakan Mahasiswa Jakarta Raya yang memberi lima tuntutan dalam aksi tersebut.

Menanggapi poin tuntutan yang dilakukan oleh para demonstran itu, Musni umar memberikan tanggapannya dalam akun Twitter pribadi miliknya pada hari ini, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com, Sabtu, 28 November 2020.

Baca Juga: Sentil Nikita Mirzani yang Remehkan Salat, UAH: Orang Munafik Tempatnya di Neraka Jahanam

Keseluruhan isi dari lima poin tanggapannya, Musni Umar memberi keterangan awal yang menyatakan bentuk prihatinnya atas upaya yang disebutnya menghalakan segala cara untuk menghabisi pihak-pihak yang berseberangan.

Dalam poin tuntutan pertama, ia menanggapi soal pelanggaran protokol kesehatan yang terjadi pada dua acara Habib Rizieq Shihab di Petamburan pada Sabtu, 14 November lalu.

Terhadap ini, ia mengatakan bahwa aturan telah dilakukan dengan bentuk pembayaran denda sebesar Rp50 juta yang diberikan kepada Habib Rizieq Shihab, namun hal itu diisukan sebagai kesalahan Anies.

Baca Juga: Tertekan karena Hadapi Hujatan Haters sang Ibu, Iis Dahlia Sarankan Devano Danendra ke Psikolog

"Saya sangat prihatin politik menghalalkan segala cara telah digunakan untuk menghabisi yang dianggap lawan. 1) Kemarin massa di kediaman HRS Petamburan yang sudah dihukum bayar denda Rp50 juta telah dijadikan isu pelanggaran protokol kesehatan sebagai kesalahan Anies," tulis Musni Umar dalam akun Twitter miliknya.

Dalam poin kedua, ia menanggapi soal dugaan korupsi terhadap ajang balap mobil listrik Formula E yang awalnya diagendakan digelar pada 6 Juni 2020 lalu. Dalam hal ini Musni Umar mengatakan bahwa acara tersebut menjadi bahan untuk menyudutkan Anies, padahal menurutnya acara itu batal digelar, akibat pandemi COVID-19.

"2) Balap formula ditunda pelaksanaannya krn Covid-19 telah dijdkn isu korupsi utk habisi Anies.  Belum dilaksanakan sdh difitnah korupsi gegara uang muka," katanya. 

Baca Juga: Komentari Regulasi Benih Lobster, Luhut: Tidak Ada hang Salah, Semua Itu Dinikmati oleh Rakyat

Kemudian dalam poin ketiga, Musni Umar menyayangkan isu pemberhentian revitalisasi Monas dikaitkan dengan diduga telah terjadi penyelewengan APBD DKI Jakarta. 

Sementara menurutnya, rencana revitalisasi itu sudah selesai dilaksanakan dengan hasil renovasi yang baik.

"Saya sangat prihatin politik menghalalkan sgl cara tlh  digunakan utk menghabisi yg dianggap lawan. 3) Revitalisasi Monas Bagian Barat yg  direncanakan telah selesai dilksnkn. Sangat indah stlh direnovasi. Dijadikan isu dihentikan dgn tuduhan Anies korupsi," tutur Musni umar.

Baca Juga: Lewat Video 'Selamatkan Anak dari Polusi Ahlak' Ahkmad Sahal Sindir Gaya Dakwah Habib Rizieq

Kemudian dalam poin tuntutan keempat yang ditanggapi Musni Umar, terkait isu dugaan korupsi terhadap dana Frankfurt Book Fair 2015 oleh Anies, yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Diketahui lebih lanjut, bahwa Goenawan Mohamad sebagai Komite Nasional dalam acara itu, sempat menyanggah tuduhan yang dialamatkan kepada Anies dan menyebutnya sebagai fitnah. 

"Saya sangat prihatin politik menghalalkan sgl cara telah  digunakan utk menghabisi yg dianggap lawan. 4) Dana Frankfurt Book Fair 2015 sewaktu Anies jadi Mendikbud RI diungkap dengan tuduhan Anies korupsi. Kalau ada korupsi, penyelenggaranya bukan Anies," katanya.

Baca Juga: Presiden Iran Tuduh Israel sebagai Dalang Pembunuhan Ilmuwan Nuklir, Mohsen Fakhrizadeh

Selanjutnya dalam poin terakhir, ia menanggapi dugaan korupsi terkait pembangunan rumah DP Rp0 persen yang menjadi poin tuntutan para pendemo tersebut. 

Terhadap hal ini, Musni Umar tidak meyakininya benar, sebab Anies secara berturut mendapat penghargaan baik dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Saya prihatin politik menghalalkan sgl cara tlh  digunakan. 5) Pemb. Rumah 0% tlh dibangun sangat indah dan baik. Kalau ada korupsi, DKI mustahil dpt penghargaan berturut-turut dr BPK dan KPK. Mhs pemilik masa depan sebaiknya jujur  tdk mau diperalat," katanya.

Baca Juga: Resmi, Jokowi Tetapkan 9 Desember sebagai Hari Libur Nasional pada Pilkada Serentak

Seperti dalam akhir keterangan tertulisnya, Rektor Ibnu Chaldun ini meminta agar para Mahasiswa dapat memiliki kejujuran dan menolak untuk diperalat.***

Editor: Puji Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x