Gerak Cepat, Indonesia 'Tutup Pintu' bagi Wisatawan Inggris dan Perketat Kedatangan dari Eropa

- 26 Desember 2020, 19:18 WIB
Pengunjung Museum Anti-COVID-19 di Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Pengunjung Museum Anti-COVID-19 di Wuhan, Provinsi Hubei, China. /ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie/aa/ANTARA FOTO

Di saat banyak negara telah mengeluarkan kebijakan pembatasannya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut belum diperlukannya peringatan keras atas varian baru virus corona yang sangat menular, yang terdeteksi pertama kali di Inggris.

WHO mengatakan, hal ini wajar dalam evolusi pandemi. Pejabat WHO bahkan menanggapi positif temuan galur baru tersebut, yang memicu kekhawatiran di banyak negara untuk memberlakukan pembatasan perjalanan terhadap Inggris dan Afrika Selatan.

"Kami harus menemukan keseimbangan. Sangat penting untuk harus terbuka, sangat penting untuk memberitahu masyarakat apa adanya, namun penting pula untuk mengatakan bahwa ini hal yang normal dari evolusi virus," kata pakar kedaruratan WHO, Mike Ryan saat konferensi pers daring.

Baca Juga: Cek Fakta: Jika Habib Rizieq Dipenjara, Fadli Zon Dikabarkan Akan Mundur sebagai Anggota DPR

"Dapat melacak virus sedekat ini, secara hati-hati, secara ilmiah dan secara nyata merupakan perkembangan positif yang nyata bagi kesehatan masyarakat dunia, dan negara-negara yang melakukan pengawasan seperti ini patut diapresiasi," mengutip data dari Inggris.

Pejabat WHO mengatakan mereka tidak memiliki bukti bahwa varian baru Covid-19 membuat orang lebih sakit atau lebih mematikan ketimbang jenis virus yang sudah ada, meski kelihatannya lebih mudah menyebar.

Badan PBB itu berharap dapat mengumpulkan informasi lebih lanjut mengenai dampak potensial dari jenis virus yang sangat menular ini dalam beberapa hari atau pekan ke depan.***

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x