PR BEKASI - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengaku suaranya tak pernah didengar lagi oleh pemerintah terkait usulan kebijakan kelautan dan perikanan.
Pernyataannya tersebut terucap lantaran banyak pemegang kekuasaan yang berasal dari dunia pertambangan.
Hal itu dia sampaikan dalam acara "Mata Najwa" bertajuk "Gelap Terang 2020" pada Rabu, 23 Desember 2020 lalu.
Mulanya Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa terkadang dia sering merasa gemas dengan beberapa kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), meski dirinya sudah tak berada di dalam pemerintahan.
Baca Juga: Singgung Rangkap Jabatan Tri Rismaharini Punya Kemaslahatan, Neno Warisman: Terus Kenapa Enggak?
"Sebagai orang lingkungan, saya gemas. Karena saya dari dulu saya menentang trawl, illegal fishing, menentang distraktif fishing. Itu dari zaman dulu," kata Susi Pudjiastuti, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Najwa Shihab, Sabtu, 26 Desember 2020.
Susi Pudjiastuti juga mengatakan bahwa dia baru tahu bahwa bibit lobster bisa diperdagangkan saat menjabat sebagai Menteri KKP.
"Tapi kalau seperti bibit lobster, itu saya baru tahu setelah jadi menteri, bahwa lobster itu hilang karena bibitnya diambilin. Makanya saya buat larangan (ekspor bibit lobster), tapi sekarang di-lost," ujar Susi Pudjiastuti.
Susi Pudjiastuti lantas menerangkan bahwa saat ini mencari lobster dalam jumlah besar sangatlah sulit dilakukan, bahkan di musimnya sekalipun.
Editor: M Bayu Pratama
Sumber: Najwa Shihab