Diserang Buaya Usai BAB di Sungai, Seorang Nenek di Kalteng Alami Patah Kaki dan Tangan Putus

- 2 Januari 2021, 15:41 WIB
Ilustrasi buaya. Seorang nenek di Kalimantan Tengah diserang Buaya sehingga mengakibatkan tangannya putus dan kakinya patah.
Ilustrasi buaya. Seorang nenek di Kalimantan Tengah diserang Buaya sehingga mengakibatkan tangannya putus dan kakinya patah. /Pixabay/Pexel

PR BEKASI – Buaya adalah salah satu binatang buas yang ditakuti manusia karena gigitan atau terkamannya bisa membuat seseorang meninggal atau kehilangan bagian tubuhnya.

Seperti yang terjadi baru-baru ini di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.

Dikabarkan seorang nenek bernama Bahriah (74) diserang oleh Buaya sehingga mengakibatkan tangan kirinya putus.

Baca Juga: Karena BAB di Depan Rumahnya, Wanita Ini Tega di Pukuli Kucing yang Tengah Hamil hingga Tewas

Menurut cucu korban bernama Zulkifli, selain tangannya yang putus, kaki dari nenek Bahriah pun mengalami patah akibat serangan binatang buas tersebut.

Zulkifli menceritakan, pada Jumat, 1 Januari 2021 sekitar pukul 23.30 WIB, neneknya baru selesai buang air besar di jamban di pinggir sungai. Lokasinya tidak jauh dari Dermaga Pelangsian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.

Setelah selesai, korban turun ke tangga yang lebih dalam karena hendak mencuci tangan. Saat itulah, tangan kiri korban langsung diterkam buaya yang ukurannya diperkirakan cukup besar. Korban berteriak meminta pertolongan warga setempat.

Baca Juga: Akibat Pandemi Covid-19, Perjanjian Proyek Kereta Cepat Singapura-Kuala Lumpur Dibatalkan

Seorang warga yang mendengar teriakan itu, langsung berlari menolong korban. Saat itu buaya berusaha membawa tubuh korban ke dalam sungai.

Sempat terjadi tarik menarik korban dan warga dengan buaya. Untungnya tubuh korban terhalang kayu sehingga tidak sampai jatuh ke air. Namun saking kuatnya tarikan buaya, tangan kiri korban akhirnya putus.

Selain tangan kiri putus, kaki kiri korban juga patah. Warga langsung melarikan korban ke RSUD dr Murjani Sampit untuk diberi pertolongan medis.

Baca Juga: Tak Ada Formasi Guru di CPNS 2021, HNW: Ini Bisa Masuk Pelanggaran HAM

"Kami berharap kejadian ini menjadi perhatian pemerintah dan pihak terkait lainnya agar tidak terus terulang. Nenek saya juga perlu bantuan agar bisa dirawat sampai sembuh," ujar Zulkifli, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Sabtu, 2 Januari 2021.

Sementara itu, konflik buaya dengan manusia di Kotawaringin Timur kembali meningkat. Pada Rabu, 30 Desember 2020 sekitar pukul 10.30 WIB, seorang bocah laki-laki berusia 11 tahun juga diterkam buaya saat mandi di Sungai Hambawang Desa Ganepo Kecamatan Seranau.

Untungnya nyawa bocah itu berhasil diselamatkan setelah paman korban dan warga lainnya menariknya dari mulut buaya. Akibat kejadian itu, bocah tersebut menderita bekas gigitan biaya pada kedua kakinya.

Baca Juga: Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Kirim Sepucuk Surat untuk Warganya: Saya Akan Bekerja Keras

Kedua lokasi kejadian serangan buaya ini berseberangan sungai dipisahkan Sungai Mentaya. Meningkatnya serangan buaya membuat masyarakat cemas beraktivitas di sungai.

Komandan Jaga BKSDA Kalimantan Tengah Pos Sampit, Muriansyah mengaku sudah menerima informasi terkait kejadian ini. Dia sedang berkoordinasi dengan pimpinannya terkait penanganannya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x