PR BEKASI - Beberapa hari kebelakang perajin tahu dan tempe di Jabodetabek terpaksa mogok produksi, dengan alasan bahan baku kedelai harganya naik drastis.
Ternyata mahalnya harga kedelai juga dirasakan para pengrajin tahu dan tempe di Kabupaten Kudu, Jawa Tengah.
Pekan ini harga kedelai impor mengalami lonjakan menjadi Rp9.000 per kg dari harga jual sebelumnya berkisar Rp6.500 per kg.
Baca Juga: Ada Aturan Ungkap Identitas Pelaku Kejahatan Seksual di PP Kebiri, KPAI: Dampaknya pada Keluarga
Hal tersebut dibenarkan Ketua Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf.
"Sejak adanya pandemi virus corona, kenaikan indeks, dan keterlambatan pengiriman kedelai dari negara asal penghasil kedelai, harganya menjadi terdongkrak naik," katanya , Senin 4 Januari 2021, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara.
Amar menambahkan, di pasar permintaan tahu maupun tempe yang menggunakan bahan baku kedelai justru turun karena daya beli masyarakat di masa pandemi yang juga merosot.
Baca Juga: Mengejutkan! 15 Tahun Dinilai Berkelakuan Baik, Abu Bakar Ba'asyir Dikabarkan Bebas Murni Jumat Ini
Terkait harga jual kedelai yang melambung tinggi tersebut, sudah dikoordinasikan dengan para produsen tahu dan tempe di Kabupaten Kudus.