PR BEKASI – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengakui bahwa pengembangan produksi kedelai oleh petani lokal sulit dilakukan.
Hal ini mengingat komoditas tersebut tidak memiliki kepastian pasar dibandingkan dengan komoditas pangan yang lain.
Sebab, menurutnya, kedelai masih diposisikan sebagai tanaman penyelang atau selingan bagi tanaman utama, seperti padi, jagung, tebu, tembakau, dan juga bawang merah.
Baca Juga: Kevin Sanjaya Positif Covid-19, Tim Bulu Tangkis Indonesia Tetap Berangkat ke Bangkok
"Kondisi inin menyebabkan pengembangan kedelai oleh petani sulit dilakukan. Petani lebih memilih untuk menanam komoditas lain yang punya kepastian pasar. Tapi kami terus mendorong petani untuk melakukan budi daya," katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara, Senin, 4 Januari 2021.
"Program aksi nyatanya kami susun dan yang terpenting hingga implementasinya di lapangan," sambungnya.
Selain itu, kata dia, Ketergantungan impor akan selalu menjadi masalah yang menimbulkan dampak terhadap harga yang ada di pasar.
Baca Juga: 3 Bansos Resmi Dikucurkan Pemerintah pada 2021, Ini Nominal dan Jadwal Pencairannya
Sementara itu, menurut Kementerian Perdagangan, melonjaknya harga kedelai saat ini disebabkan karena kenaikan permintaan konsumsi dari China sebagai negara importir kedelai terbesar di dunia.