PR BEKASI - Kedatangan Tri Rismaharini ke DKI Jakarta nampaknya membuat perdebatan soal calon Gubernur selanjutnya di jantung Indonesia tersebut menjadi topik hangat.
Setelah Risma resmi ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Sosial (Mensos) RI, di hari pertama kerjanya, ia sudah melakukan blusukan ke tempat-tempat kumuh di Jakarta dan memberikan bantuan kepada beberapa tunawisma.
Namun aksi blusukannya kerap diartikan publik sebagai pencitraan untuk maju ke ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) selanjutnya, khususnya untuk merebut posisi Gubernur DKI Jakarta dari Anies Baswedan.
Baca Juga: Viral! Firasat Buruk Pegawai Maskapai Ini Terjadi: 'Akan Ada Kecelakaan Pesawat dalam Waktu Dekat'
Menanggapi perilaku Risma tersebut, sosiolog UI Arief Munandar menyebut bahwa untuk memahami perilaku seorang politisi seperti Anies Baswedan dan Tri Rismaharini memang gampang-gampang susah.
Namun sebagai seorang ahli dalam memahami berbagai aspek kehidupan manusia, ia menyebut terdapat sebuah teori dari seorang sosiolog lawas Amerika Serikat (AS) yang terkenal, yang bisa dipakai dalam melihat fenomena Risma.
"Kalau kita coba pakai teori, yang namanya ruang publik itu ada social setting dan front stage, jadi kalau pakai teori lama yang masih powerful hingga detik ini dari seorang sosiolog lawas yang namanya Erving Goffman, setiap orang pasti menginginkan impresi," ucapnya.
Arief Munandar mengungkapkan bahwa setiap orang itu pasti melakukan apa yang disebut impression management (pengaturan impresi atau kesan) di panggung depannya.
Baca Juga: Dikenal Alim dan Dermawan, Keluarga Berharap Ada Mukjizat dan Kabar Baik dari Kapten Afwan