Banjir Kalsel Bukan karena Hujan, Neno Warisman Desak Lapan Buat Laporan ke Pemerintah Pusat

- 23 Januari 2021, 20:14 WIB
Neno Warisman mengatakan hasil analisis LAPAN soal penyebab banjir di Kalimantan Selatan harus disampaikan ke pemerintah pusat.
Neno Warisman mengatakan hasil analisis LAPAN soal penyebab banjir di Kalimantan Selatan harus disampaikan ke pemerintah pusat. /Tangkap layar Youtube/Neno Warisman

PR BEKASI - Neno Warisman membahas soal pernyataan dari  Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) yang mengatakan bahwa penyebab banjir di Kalimantan Selatan adalah karena berkurangnya lahan hutan dalam 10 tahun.

"Ini kita membicarakan berita dari Lapan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Lapan mengungkapkan penyebab banjir Kalimantan Selatan karena 139 hektar hutan berkurang dalam waktu 10 tahun," kata Neno Warisman, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Neno Warisman Channel pada Sabtu, 23 Januari 2021.

Neno Warisman juga mengatakan kalau dia berterima kasih atas laporan yang diterbitkan oleh Lapan.

Dia menunggu laporan evaluasi yang selanjutnya dari lembaga pemerintah tersebut.

Baca Juga: Santri Asal Indonesia Jadi Korban Tabrak Lari di China, Pelaku Beri Santunan Rp1.86 Miliar untuk Keluarga

"Kita berterima kasih kepada Lapan. Lapan ditunggu ya, ditunggu evaluasi dan akhirnya karena masih ada sambungannya kan. Belum dilakukan verifikasi dan validasi," katanya.

Dikatakannya bahwa Lapan sudah seharusnya menyampaikan dan melaporkan hasil analisis tersebut kepada pemerintah pusat.

Karena kecenderungan penyebab dari banjir di Kalimantan Selatan bukan karena curah hujan yang tinggi, seperti apa yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya.

"Lapan harus bikin laporan ke pemerintah pusat. Kecenderungannya bukan karena curah hujan, ini supaya ada masukan ke pemerintah pusat. Ini karena ada 139 hektar hutan hilang," ujar Neno.

Baca Juga: Sumringah Larangan Muslim Donald Trump Dicabut, Musni Umar: Mari Kita Apresiasi Joe Biden yang Menarik Ini

Sebelumnya, tim tanggap darurat bencana dari Lapan telah melakukan analisis penyebab dari banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan.

Dilaporkan oleh Lapan bahwa hasil analisis curah hujan yang mengambil data dari satelit Himawari-8, menunjukkan liputan awan penghasil hujan sudah terjadi sejak tanggal 12 hingga 13 Januari 2021.

Lapan menyampaikan, curah hujan menjadi salah satu penyebab banjir yang melanda Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 13 Januari 2021.

Selain itu analisis juga dilakukan dengan menggunakan data satelit Sentinel 1A.

Baca Juga: Lihat Ada Kegelapan dan Kepulan Asap, Peramal Asal Aceh Ramal Mbak You Meninggal di Tahun 2021

Hasil perhitungannya adalah luas genangan tertinggi terjadi di Kabupaten Barito sekitar 60.000 hektare, diikuti oleh Kabupaten Banjar 40.000 hektare, Kabupaten Tanah Laut sekitar 29 hektar, dan daerah-daerah lainnya.

Tak hanya itu, Lapan juga melakukan analisis terhadap perubahan penutup lahan di DAS Barito, analisis menggunakan data mosaik Landsat untuk mendeteksi penutup lahan tahun 2010 dan 2020.

Hasilnya, dalam kurun waktu 10 tahun telah terjadi penurunan luas hutan primer, hutan sekunder, sawah, dan semak belukar.

Masing-masing mengalami penurunan sebesar 13.000 hektare, 116.000 hektare, 146.000 hektarr, dan 47.0000 hektare.

Baca Juga: Momen Haru Pria Berseragam Berlutut di Dekat Makam Putra Joe Biden saat Hari Pelantikan Presiden AS

Akan tetapi yang terjadi sebaliknya adalah adanya perluasan area perkebunan yang cukup signifikan hingga sebesar 219.00/ hektare.

Perubahan penutup lahan yang terjadi dalam kurun waktu selama 10 tahun tersebut menggambarkan kemungkinan terjadinya banjir di DAS Barito.***

Editor: Puji Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x