PR BEKASI - Pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) asal Papua Natalius Pigai kembali menjelaskan problem rasisme yang terjadi di Indonesia.
Natalius Pigai menilai, adanya rasisme di dunia lantaran framing terhadap fisik seseorang atau sebuah kelompok tertentu.
Sebagai contoh, ungkap Pigai, framing tersebut dilakukan kepada orang-orang berkulit hitam sehingga muncul labelisasi bahwa orang kulit hitam itu jelek.
Baca Juga: Diduga Jaringan Pasar Mualamah seperti di Depok, Tiga Pasar di Bantul Ditutup
"Di seluruh dunia, rasisme diframing berdasarkan perspektif warna. Kulit hitam itu jelek, gelap itu jelek," tutur Natalius Pigai.
Menurut Pigai, menguatnya rasisme di Indonesia disebabkan oleh bentuk negara yang berupa kepulauan sehingga menyebabkan minimnya interaksi dan integrasi antar suku.
"Indonesia itu secara sosiologis 700 suku. Tapi, ada satu suku yang mayoritas dan mereka berada di satu pulau sendiri. Jadi, penyebaran dan integrasi sosialnya itu susah karena kita negara kepulauan," kata Natalius Pigai.
Selain itu, Pigai mengungkap rasisme di Indonesia juga menguat diakibatkan oleh struktur politik Indonesia.