Menurutnya hal tersebut terjadi lantaran masyarakat tidak punya tokoh untuk mewakilkan mereka, karena Prabowo dan Sandiaga Uno telah diserap ke dalam kabinet Jokowi.
Oleh karena itu, tutur Refly Harun, wajar jika Anies dijadikan tokoh alternatif publik selama citranya tetap baik, walaupun jabatannya hanya Gubernur DKI Jakarta.
"Padahal dia jabatannya hanya gubernur saja, tidak bisa di apple to apple kan dengan Presiden Jokowi yang harus mengurusi seluruh Indonesia," ucapnya.
Baca Juga: Wagub DKI Buka Suara Soal Video ‘Crazy Rich PIK’ Helena Lim Bersama Keluarga Terima Vaksin Covid-19
Refly Harun menilai, pada akhirnya hal ini merupakan perang simbol ketidakpuasan terhadap Presiden Jokowi yang terus meningkat dan bisa diartikan berdampak terbalik terhadap Anies.
"Kepuasan terhadap Jokowi yang menurun, maka itu bisa jadi berbanding terbalik dengan kepuasaan terhadap Anies yang meningkat," tuturnya.
Walaupun lingkup kerja dan jabatan Anies dan Jokowi berbeda, Refly Harun mengatakan yang namanya politik akan bergantung kepada tokoh yang dapat mewakilkan suara publik.
"Terutama ketika Prabowo sudah tidak lagi dianggap sebagai penghulu, maka rakyat Indonesia, para pemilih Prabowo yang selama ini kritis dengan pemerintahan Jokowi tentu akan mencari sosok lain," ucapnya.
"Bisa jadi sosok itu tidak mereka panuti, bukan idola mereka, tapi demi kepentingan strategis, mereka tetap mengunggulkan tokoh ini untuk mengimbangi ketidakpuasan terhadap Jokowi," katanya.
Editor: Puji Fauziah
Sumber: YouTube Refly Harun