"Saya pikir karena orang sudah kehabisan pikir, makanya jadi inget si Susi. Pada saat semuanya to good, well organized, semuanya baik, jadi inget yang tidak baik, oh si Susi," kata Susi Pudjiastuti.
Susi Pudjiastuti lantas menceritakan bahwa dia sempat diserang oleh warganet lantaran membagikan video Menko Polhukam Mahfud MD di Twitter.
"Saya kan membagikan video Prof Mahfud yang bicara masyarakat rusak kalau negara rusak, karena ilmuwannya begini, begini, kata beliau di video itu. Eh dianggapnya saya mengkritik, dipotong sama mereka," kata Susi Pudjiastuti.
"Jadi, kata ilmuwannya dibuang. Jadi Susi membagikan video Mahfud yang berisi masyarakat rusak karena negara rusak. Kan jadi dikiranya mengkritik, yang merusak masyarakat itu negara," sambungnya.
Akibatnya, warganet menilai Susi Pudjiastuti sebagai mantan menteri yang sakit hati dan ingin melawan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga: Festival Santet Tuai Pro Kontra, Ketum Perdunu: Jangan Khawatir Mengarah pada Syirik atau Musyrik
Mirisnya lagi, meski Susi Pudjiastuti sudah berusaha mengklarifikasi, warganet yang menyerangnya itu terkesan tidak mau tahu.
"Mereka sudah dijelaskan kayak apa juga, mereka tidak mau tahu. Saya kadang-kadang berpikir mereka mendapatkan perintah untuk melakukan itu. Saya tidak tahu siapa yang memesan mereka," kata Susi Pudjiastuti.
Susi Pudjiastuti pun mengaku capek karena kini sering dituduh akan maju Pilpres 2024 mendampingi Anies Baswedan atau Sandiaga Uno.