Sebut Dirinya 'Buzzer Kebenaran', Ferdinand: Banggalah, karena Para Penebar Kebencian Akan Kalah!

- 11 Februari 2021, 09:55 WIB
Mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean yang menyebut dirinya sebagai buzzer kebenaran.
Mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean yang menyebut dirinya sebagai buzzer kebenaran. /Instagram ferdinand_hutahaean

 

PR BEKASI - Mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean baru saja menyebut dirinya sebagai buzzer kebenaran lantaran kelompok HTI dan FPI akhirnya tumbang.

Bahkan dirinya pun mengaku bangga sebagai buzzer kebenaran karena Ferdinand Hutahaean yakin mereka yang sering menebar kebencian dan caci maki akan tumbang.

"Mereka, HTI, FPI adalah bagian dari kelompok yang akhirnya tumbang karena kekuatan buzzer kebenaran!," ujar Ferdinand Hutahaean seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com, Kamis, 11 Februari 2021.

Baca Juga: Buka Praktik Aborsi Ilegal di Bekasi, Pasutri Ini Diringkus Polisi dan Kena Ancaman 10 Tahun Penjara

"Jadi banggalah kita sebagai buzzer kebenaran karena para penebar kebencian, caci maki, hoax, fitnah akan kalah. Terimakasih Polri yang sudah menegakkan hukum menjaga NKRI," katanya.

Pernyataan Ferdinand Hutahaean tersebut diketahui berangkat dari keberhasilan tim Densus 88 Antiteror Polri meringkus 26 tersangka teroris dari Gorontalo dan Makassar.

Mereka juga telah diterbangkan ke Jakarta pada Kamis, 4 Februari 2021 untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Baca Juga: Muhammadiyah Keluarkan Maklumat, 1 Ramadhan Jatuh pada 13 April 2021

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Polri, Brigjen Pol. Rusdi Hartono menyampaikan, komplotan teroris tersebut terdiri dari tujuh teroris dari Gorontalo dan 19 teroris dari Makassar.

Kelompok Gorontalo ini dikenal dengan Ihwal Pakuato yang merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi ke ISIS.

Kelompok tersebut juga diketahui telah merencanakan penyerangan ke Mako Polri, rumah dinas Polri, dan rumah pejabat di Gorontalo, serta berencana merampok toko-toko di Gorontalo.

Baca Juga: Banjir Subang, Puluhan Ribu Orang Mengungsi dan Kerugian Sementara Ditaksir 7,8 Miliar

“Mereka mempersiapkan diri melakukan latihan fisik bela diri kemudian memanah, melempar pisau dan menembak dengan senapan angin. Kelompok ini mempunyai kemampuan untuk merakit bom,” kata Rusdi.

Terkait hal tersebut, Ferdinand Hutahaean sebelumnya juga telah menegaskan kembali pandangannya terhadap pengikut FPI di seluruh Indonesia.

Ferdinand Hutahaean dengan tegas menyatakan bahwa FPI tak boleh diberikan tempat sedikit pun di Indonesia.

Baca Juga: Terinspirasi dari Warga Myanmar, Massa Pendukung Demokrasi Thailand Kembali Gelar Unjuk Rasa

“FPI tidak boleh mendapat ruang di Tanah Air!,” ujar Ferdinand Hutahaean.

Menurut Ferdinand Hutahaean, FPI adalah suatu kelompok yang radikal, intoleran, dan kerap kali membuat pernyataan yang bernada memusuhi budaya lokal.

Tidak hanya itu, Ferdinand Hutahaean juga menyoroti kabar yang menyatakan bahwa beberapa anggota FPI terlibat jaringan terorisme.

Baca Juga: Barcelona Kalah dari Sevilla di Semifinal Pertama Copa Del Rey, Ronald Koeman: Ada Harapan Di Leg Kedua

“Ternyata anggotanya ada yang terlibat terorisme,” tutur Ferdinand Hutahaean menambahkan.

Perlu diketahui, Pemimpin JAD sekaligus narapidana kasus terorisme, Zainal Anshori alias Abu Fahry telah mengatakan bahwa organisasinya pernah menjadi organisasi sayap FPI Kabupaten Lamongan pada medio 2005 lalu.

Penggabungan struktur itu bertujuan untuk memperlebar sayap dan memperkuat struktur jaringan JAD untuk menegakkan amar ma'ruf nahi munkar di tengah masyarakat.

Baca Juga: Barcelona Kalah dari Sevilla di Semifinal Pertama Copa Del Rey, Ronald Koeman: Ada Harapan Di Leg Kedua

"Maka koneksi kita menyambung dengan Front Pembela Islam pada waktu itu. Sehingga kurang lebih tahun 2005 kita resmi menjadi sayap dari organisasi FPI. FPI dari Dewan Pimpinan Wilayah Kabupaten Lamongan," kata Zainal.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x