Sosok Empat Serangkai Disorot, Rektor Unhan Singgung Peran Ulama dalam Cikal Bakal Terbentuknya TNI

- 14 Februari 2021, 21:05 WIB
Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian menjadi pembicara dalam peringatan PETA ke-76 secara virtual.
Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian menjadi pembicara dalam peringatan PETA ke-76 secara virtual. /ANTARA/HO/ANTARA

Tidak kalah penting dampak positif dari keberadaan PETA ketika menghasilkan Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) yang penting dalam pertahanan keamanan negara.

"Sishankamrata ini secara hukum tertuang dalam UUD 45, dan ini penting sekali Sishankamrata masih digunakan TNI. SIshankamrata ini akhirnya dijabarkan dalam UU, komponennya yaitu utama, cadangan, dan pendukung," kata Amarulla Octavian.

"Jadi sangat penting sekali memahami Sishankamrata ini mulai dari roh nya para pejuang PETA. Di sini ada 80.000 pasukan PETA saat itu yang berhasil membentuk 400.000 prajurit militer," sambung Amarulla Octavian.

Karena itu, menurut Amarulla Octavian, masa depan Indonesia yang digadang-gadang akan cerah dengan adanya bonus demografi di tahun 2035, harus senantiasa diisi dengan semangat membela negara sebagai bentuk warisan semangat juang PETA.

Baca Juga: Kabar Banjir Darah di Madura Resahkan Warga, Polisi Buka Fakta Penyebar Hoaks: Pelaku Pernah Siksa Biawak 

"Selain membangun intelektual dan pengetahuannya, maka pemuda ini harus diisi juga akhlak dan mentalnya, semangat juangnya dalam bela negara. Ini adalah juga media untuk mewariskan perjuangan 1945 dari PETA," katanya.

Sementara itu mahasiswa program S3 Unhan sekaligus Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa PETA merupakan bagian dari langkah Bung Karno menghadapi situasi yang telah dipikirkannya tentang masa depan, yaitu perlunya angkatan perang untuk meraih serta melindungi kemerdekaan Indonesia.

"Pembentukan PETA melalui kepeloporan Bung Karno dimaksudkan sebagai langkah strategis konsolidasi negara dalam rangka kemerdekaan Indonesia. Jauh sebelumnya sejak 1930-an, Bung Karno telah menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia akan terjadi dalam suasana perang," kata Hasto Kristiyanto.

"Ketika pasifik membara sehingga pembentukan Peta sangat penting dalam perspektif pertahanan bagi negara yang akan segera merdeka dan memerlukan hadirnya angkatan perang yang membela dan melindungi kemerdekaan Indonesia," sambung Hasto Kristiyanto.***

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x