Baca Juga: Bantah Din Syamsuddin Radikal, Gus Sahal: Dia Politisi yang Manfaatkan Segala Cara untuk Berkuasa
Kemudian tokoh lainnya dari kalangan Ulama Islam seperti Gatot Mangkoepradja yang meminta Jepang untuk membentuk barisan pemuda setempat untuk membela Tanah Air, hal itu dilakukan oleh Gatot dengan menulis surat yang dikirimkannya.
Tidak biasa, surat yang yang disebutkan menggunakan tinta dari darah Gatot Mangkoepradja itu di kemudian menjadikan Jepang membentuk penjabaran teknis dari Tokyo untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serbuan pasukan sekutu.
"Di dalam surat itu yang sangat heroik adalah tinta yang digunakan itu berasal dari darah Raden Mangkoepradja sendiri," kata Amarulla Octavian.
Baca Juga: Sinetron Thailand Tampilkan Adegan Kekerasan dan Pelecehan Seksual, Miss Universe Ikut Beri Kecaman
Kemudian Bung Karno juga merupakan sosok yang berperan aktif dalam melakukan politik kooperatif dengan mengajak masyarakat menjadi tentara terlatih guna mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Diungkapkan bahwa perjalanan PETA sejak dibentuknya terus berperan hingga pengawalan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Terbukti ketika salah satu pengibar bendera Merah Putih saat itu adalah komandan Kompi, Cudanco PETA Latief Hendraningrat.
"PETA juga berperan penting di dalam perjuangan 1945 sampai 1949 dengan melahirkan doktrin perang gerilya. Di sini Panglima Soedirman dan para petinggi TNI lainnya saat itu sangat memahami bagaimana perang gerilya untuk menghadapi penjajah Belanda," kata Amarulla Octavian.