Tingkat Kepercayaan Masyarakat terhadap Vaksin Hanya Naik 2 Persen, Rocky Gerung: Ini Sangat Berbahaya

- 22 Februari 2021, 14:42 WIB
Pengamat politik, Rocky Gerung
Pengamat politik, Rocky Gerung /Tangkapan layar YouTube/Rocky Gerung Official

PR BEKASI - Pengamat politik Indonesia Rocky Gerung menyatakan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) rendah.

Hal itu berdasarkan hasil survei yang menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat akan vaksinasi, hanya meningkat sekitar dua persen.

"Iya jadi kita masih bisa bayangkan ketika jarum itu menembus otot lengan kiri Pak Jokowi, semua orang ketika peristiwa itu terjadi memberitakan itu sebagai suatu terobosan," kata Rocky Gerung, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Rocky Gerung pada Senin, 22 Februari 2021.

Dia menilai risiko yang diambil oleh Jokowi pada waktu itu, untuk memberi contoh kepada rakyatnya, merupakan langkah yang bagus sekali. 

Baca Juga: Gubernur Anies Baswedan Klaim Banjir di Jakarta Sudah 100 Persen Surut

Baca Juga: Sebut Banjir Bukti Anies Tak Mampu Jadi Gubernur, Gus Sahal: Buat Apa Punya Pemimpin Seiman Tapi Zalim

Akan tetapi, dilanjutkan Rocky Gerung, pada saat yang sama ada seorang tokoh dari PDIP yang mengatakan hal yang sebaliknya mengenai vaksin, bahwa dia tidak mau divaksin.

Sebab itu, publik memiliki dua sudut pandang yang berbeda akan vaksin tersebut, antara percaya kepada jarum suntik yang menembus otot lengan kiri Jokowi, atau percaya pada ucapan politisi PDIP yang juga adalah petinggi dari partainya Jokowi.

"Jadi dari awal kita lihat ada hal yang sublime di situ sekaligus absurd, karena seharusnya yang namanya dokter Ribka. Seharusnya menjadi influencer dari Jokowi, kan begitu logikanya kan," ucapnya. 

Baca Juga: Hibur Warga Terdampak Banjir, Polisi Ini Keliling Pengungsian Pikul Gerobak Roti untuk Dibagikan

Disampaikan Rocky Gerung, kehebohan itu pun akhirnya terhenti ketika permasalahan Indonesia memasuki hal-hal yang lebih konkrit, yakni mengenai kesulitan ekonomi, banjir, dan hal yang lainnya.

Dinyatakan olehnya bahwa kemudian, ingatan publik akan lengan kiri Jokowi yang disuntikan vaksin pun hilang.

"Sehingga mungkin Burhanuddin ingin mengetahui mengapa soal semacam vaksin yang diselebritikan sebagai terobosan untuk mengatasi covid sehingga presiden harus mengerahkan pasukan pengaman vaksin itu," ujarnya.

Baca Juga: HRS Borong Gugatan, Pakar: Harus Bertanggungjawab atas Penguasaan Fisik Tanah

Dikatakan Rocky Gerung, setelah melakukan survei hasil malah menunjukan tidak ada efeknya.

"Kalau saya bayangkan metodologi waktu Burhanuddin rapat dengan timnya, dia membayangkan itu," katanya.

Dia menjelaskan bahwa ingin membantu publik mengingat kembali bagaimana selebrasi dari pemberian vaksin, termasuk proses pengamanannya yang ketika itu menjadi berita luar biasa.

Jokowi pun saat itu memberi jaminan, sekian juta vaksin tersebut adalah hal yang strategis sebab itu harus diamankan.

Baca Juga: Harus Selalu Sigap, Simak Aksi Heroik Polisi Evakuasi Korban Banjir di Jakarta

"Jadi korelisitas Burhanuddin benar-benar ilmiah, karena dia ingin uji setelah selebrasi itu, apakah kepercayaan terhadap vaksinasi itu naik atau justru turun," ujar Rocky Gerung.

Akan tetapi, ternyata tingkat kepercayaan masyarakat hanya naik dua persen, dan dia menyebutnya sebagai hal yang berbahaya.

Dia mengungkapkan kalau vaksin merupakan soal hidup mati dari manusia.

"Jadi ini masalah yang disebut, tingkat kepercayaan rakyat terhadap pemerintah itu betul-betul menurun dan ini sangat berbahaya," ucap Rocky Gerung.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube Sobat Dosen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x