BMKG Catat Telah Terjadi 95 Kali Gempa di Segmen Megathrust Enggano Sejak Awal Tahun 2021

- 22 Februari 2021, 16:50 WIB
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Kepahiang, BMKG Bengkulu Litman.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Kepahiang, BMKG Bengkulu Litman. /Foto ANTARA/HO-Dokumen BMKG

PR BEKASI – Dua gempa kecil yang dirasakan di Bengkulu pagi tadi Senin, 22 Februari 2021 terjadi di segmen megathrust Enggano.

"Termasuk dua gempa kecil pagi tadi terjadi di segmen megathrust," kata Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Kepahiang, BMKG Bengkulu Litman, Senin.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu juga mencatat selama dua bulan atau sejak awal tahun 2021 telah terjadi 95 kali gempa di segmen megathrust Enggano.

Litman juga menyatakan peningkatan aktivitas kegempaan di segmen tersebut terjadi sejak November 2020 lalu.

Baca Juga: Rumahnya di Bekasi Kebanjiran Tapi yang Diprotes Anies, Yan Harahap: Mungkin Hasto Linglung

Baca Juga: Tingkat Kepercayaan Masyarakat terhadap Vaksin Hanya Naik 2 Persen, Rocky Gerung: Ini Sangat Berbahaya

Gempa bumi yang terjadi di segmen tersebut berkekuatan dengan rentang magnitudo terkecil 1.5 dan terkuat bermagnitudo 6.3, termasuk dua gempa yang mengguncang Bengkulu Senin pagi ini.

Dua gempa bumi yang mengguncang Bengkulu Senin pagi, pertama dengan magnitudo 4.7 terjadi pada pukul 3.59 WIB dengan titik episentrum 5.92 Lintang Selatan dan 101,37 Bujur Timur berjarak 118 Barat Daya Pulau Enggano dengan kedalaman 28 kilometer.

Sedangkan gempa bumi kedua dengan magnitudo 5,0 terjadi pada pukul 4.10 WIB dengan titik episentrum 4,34 Lintang Selatan dan 102,13 Bujur Timur berjarak 57 kilometer Barat Daya Seluma-Bengkulu dengan kedalaman 10 kilometer.

Baca Juga: Kasus Sengketa Tanah PTPN oleh Markaz Syariah, Pakar Hukum: Habib Rizieq Harus Tanggung Jawab

Gempa bumi tersebut terjadi akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menghujam ke bawah lempeng Eurasia dan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik. Segmen megathrust Enggano memiliki magnitudo tertarget mencapai 8.4.

Namun, dengan sering terjadinya gempa-gempa kecil, maka akumulasi energi yang tersimpan selalu dilepas, sehingga gempa besar atau pengumpulan energi besar diprediksi sulit terjadi.

Kendati demikian, menurut Litman tidak ada yang bisa memprediksi kapan gempa terjadi, sehingga masyarakat diharapkan agar tetap tenang dan selalu waspada.

Baca Juga: Disebut Belum Lebih Baik dari Ahok, Ganjar Pranowo: Betul! Banyak yang Lebih Hebat dari Saya

Litman menjelaskan di segmen megathrust Enggano pada tahun 2000 lalu pernah terjadi gempa bumi besar dengan magnitudo 7.9.

Selain itu, di segmen tersebut pada Agustus 2020 lalu pernah terjadi gempa doublet atau gempa kembar dengan kekuatan dan waktu terjadi yang hampir beriringan.

"Karakteristik gempa di Bengkulu itu rata-rata menurun. Selama ini kebiasaan yang sering terjadi itu skala gempanya semakin kecil dan semoga tidak ada gempa besar," demikian Litman.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x