PR BEKASI - CEO Cyber Indonesia Muannas Alaidid menyebut bahwa sah atau tidaknya dualisme kepengurusan, seperti yang terjadi di Partai Demokrat saat ini sebaiknya pengadilan yang putuskan.
Menurut Muannas Alaidid, jika main ancam akan melakukan demo di Istana negara, seperti yang disampaikan Andi Arief, hal itu terlihat tendensius.
Muannas Alaidid menyarankan untuk tidak bersikap cengeng dan menyatakan untuk meniru sikap dari almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ketika terjadi hal yang sama.
"Sah atau tidaknya soal dualisme kepengurusan biar pengadilan yang putuskan, tendensius kalau main ancam demo istana atau seolah tuduh Jokowi terlibat. Jangan cengeng, tiru ke negarawan Gus Dur," cuitnya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @muannas_alaidid pada Sabtu, 6 Maret 2021.
Baca Juga: Moeldoko Terpilih Jadi Ketum Demokrat Versi KLB, Pangi Syarwi: Lebih Jorok Dibandingkan Orde Baru
Baca Juga: Minta Belajar dari Sejarah, Mantan Kader Demokrat: SBY kalau Mau 'Nabok' Orang Gak Pernah Frontal
Sah tdknya soal dualisme kepengurusan biar pengadilan yg putuskan, tendensius klo main ancam demo istana/seolah tuduh jokowi terlibat, Jangan cengeng tiru ke negarawanan Gus Dur.
PDIP Ingatkan SBY Saat Tangani PKB yang Remukkan Perasaan Gus Dur - https://t.co/rGGcC8ImVB— Muannas Alaidid, SH, CTL (@muannas_alaidid) March 5, 2021
Dia juga menyarankan untuk jangan selalu mencari simpatik dengan menyalahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), apabila memang Kongres Luar Biasa (KLB) tersebut dianggap ilegal atau tidak sah.
Maka, disarankan olehnya, sebaiknya dualisme kepengurusan tersebut diselesaikan melalui pengadilan.
Editor: M Bayu Pratama