Baiklah. Pada detik2 sekarang, kelihatannya Pak Moeldoko keliru. Tapi kalau diperpanjang ke detik2 sebelumnya - di mana karma Pak Moel dan karma Pak SBY termasukkan - mungkin tidak/campuran. Utk detik sepanjang masa, lihat aja nanti kalau ud dijadikan serial TV spt The Crown https://t.co/Bc3AmkHRn1— Jack Separo Gendeng (@sudjiwotedjo) March 6, 2021
Salah satu warganet menjawab, yakni detik-detik ketika jantung Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berhenti berdetak.
Mendapat jawaban seperti itu, Sujiwo Tejo menjawab bahwa yang pasti AHY akan bahagia karena dalam keyakinannya semua orang akan masuk ke dalam surga.
"Ya pasti AHY bahagia, karena dalam keyakinanku semua orang masuk surga. Siapa nggak happy bila udah di surga?" katanya.
Ya pasti AHY bahagia, krn dalam keyakinanku semua org masuk sorga. Siapa gak hepi bila ud di sorga ? Bukannya org baik aja yg masuk sorga? Ya gak ada keburukan, maka nggak ada kebaikan. Untuk ba bersih2 sampah, berbuat baik, dibutuhkan pihak yg buang sampah sembarangan https://t.co/f0yrUkkmKp— Jack Separo Gendeng (@sudjiwotedjo) March 6, 2021
Disampaikan Sujiwo Tejo, tidak ada keburukan maka tak ada kebaikan.
Sebagaimana jika ingin berbuat baik dengan membersihkan sampah, maka perlu pihak yang membuang sampah sembarangan.
"Untuk bersih-bersih sampah, berbuat baik, dibutuhkan pihak yang buang sampah sembarangan," cuit Sujiwo Tejo, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @sudjiwotedjo pada Sabtu, 6 Maret 2021.
Sementara itu dalam jawaban yang lain, dikatakan oleh Sujiwo Tejo, menurutnya Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sudah berbuat hal yang keliru.
Akan tetapi, jika diperpanjang ke detik sebelumnya ketika memasukkan karma dari Moeldoko dan Presiden Republik Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), maka mungkin saja tidak.