PR BEKASI - Akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Mikhael Raja Muda Bataona turut menanggapi terpilihnya Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang ditetapkan sebagai Ketua Partai Demokrat lewat Kongres Luar Biasa (KLB).
Mikhael Raja Muda Bataona mengatakan bahwa Moeldoko seharusnya menolak tawaran sebagai Ketum Partai Demokrat versi KLB.
Selain menolak tawaran tersebut, seharusnya dia membiarkan opsi win win solution di antara para kader yang dipecat dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurutnya, dari sana lah, kemungkinan Moeldoko akan dipandang sebagai simbol pemersatu yang di kemudian hari bisa saja masuk dalam jajaran tokoh di internal Partai Demorkat.
Baca Juga: Akui Tak Bisa Larang KLB Demokrat, Mahfud MD: Sama Seperti Sikap Pemerintahan Pak SBY ketika KLB PKB
Baca Juga: Sindir Moeldoko yang Terpilih Jadi Ketum Demokrat versi KLB, Said Didu: Izinkan Saya Tertawa
Kemudian, Moeldoko bisa menjadi ketua umum dengan cara yang fair dan demokratis.
Menurut dia, dengan melakukan blunder politik seperti ini, Moeldoko secara langsung telah menyeret Kabinet Jokowi ke dalam kisruh Partai Demokrat.