"Ada fenomena Islamofobia sudah pada puncaknya yaitu melenyapkan secara fisik kaum muslimin dan muslimat, juga membakar masjid-masjid umat Islam, apalagi kekuatan Islam," ucap Amien Rais.
Selain itu, Amien Rais mengungkap bahwa gejala Islamofobia dibingkai dengan narasi Muslim yang tidak manusiawi, sebagaimana organisasi teroris Al-Qaeda dan ISIS.
"Ada fenomena Al-Qaeda dan ISIS yang sangat bengis, tapi jangan lupa bahwa 90 persen lebih yang dibunuh justru orang Islam sendiri. Tidak ada Islam mengajarkan membunuh orang Islam tidak berdosa apapun alasannya," ujar Amien Rais.
Amien Rais mengatakan, narasi-narasi Islamofobia di negara modern seperti Amerika Serikat sudah berkembang menjadi industri.
"Bahkan di Amerika sudah menjadi industri. Jadi, dari media mainstream, cetak maupun online, dan medsos itu dicatat oleh sebuah penelitian bahwa biaya yang sudah dikeluarkan pada 2003-2013 sudah Rp28 triliun," tutur Amien Rais.
Industri Islamofobia dengan narasi dan propaganda tersebut, lanjut Amien Rais, digaungkan oleh para intelektual 'cecunguk' yang mengaku-aku sebagai ahli tertentu.
"Sehingga intelektual cecunguk di Amerika ini menjadi buzzer bayaran. Mereka sebetulnya bukan ahli sosial, ahli politik, atau ahli psikologi. Mereka berpretensi menjadi ahli ke-Islaman dan menghujat Islam, Nabi kita, Al-Quran, dan lain-lain karena mendapat bayaran," kata Amien Rais.