Tegaskan Anas Urbaningrum Tak 'Cawe-cawe' di KLB Demokrat, Sri Mulyono: Dia Sebut Tak Boleh Ada yang Terlibat

- 15 Maret 2021, 14:48 WIB
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tidak terlibat dalam KLB Sibolangit, Sumatra Utara.
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tidak terlibat dalam KLB Sibolangit, Sumatra Utara. /Ridhwan E./ANTARA FOTO

Sehingga, saat itu Partai Demokrat mampu meraih perolehan suara dengan angka tujuh setengah persen dalam Pemilihan Umum yang pertama kali diikuti.

Hingga pada akhirnya langsung menghantarkan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden setelah menjalin koalisi dengan beberapa partai.

Kemudian berlanjut pada 2005, perolehan suara meningkat secara drastis dengan mencapai 21 persen.

Baca Juga: Sikap Jepang untuk Myanmar, Katsunobu Kato: Pantau Situasi dan Pertimbangkan Tanggapan Negara Lain 

Baca Juga: Ramai Wacana Presiden 3 Periode, Haikal Hassan: Sekalian Saja Usulkan Pak Jokowi Presiden Seumur Hidup

"Tahun 2005, kita aktif bersama Bang Ruhut ini di pemerintahannya Hadi Utomo, karena solid Bang Ruhut ini luar biasa kalau kampanye, karena kami solid kami kerja sama, tidak ada yang mengganggu dari tujuh setengah persen naik menjadi 21 persen," ujar Sri Mulyono.

Dia menyebut perolehan suara pada 2005 itu sebagai fenomena yang luar biasa.

Lalu kemudian kepemimpinan digantikan oleh Anas Urbaningrum di Bandung pada 2009.

Dikatakannya bahwa, baru setahun Anas Urbaningrum meraih posisi sebagai Ketua Umum Partai Demokrat ternyata sudah diobrak-abrik dengan isu korupsi, LSI, KPK, lalu Anas mundur, yang mengakibatkannya tidak bisa bekerja lagi.

"Enggak bisa kerja sama sekali hingga pada 2013 awal, Februari 2013 Pak SBY melucuti kepemimpinan Anas. Jadi Ketua Umum Anas diambil alih oleh Pak SBY, Anas disuruh konsentrasi ke masalah hukumnya," kata Sri Mulyono.***

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah