SBY mengungkapkan bahwa saat ini dirinya dan orang-orang yang setia pada Partai Demokrat telah merasa sangat dilukai atas perlakukan sejumlah sahabat.
"Perbuatan dan perlakuan sejumlah 'sahabat' yang sangat melukaiku. Juga melukai orang-orang yang setia, yang mencintai dan berjuang di sebuah perserikatan partai politik, yang selama 20 tahun aku juga ikut bersamanya," kata SBY.
SBY bahkan tak pernah membayangkan sejumlah sahabatnya itu dapat berbuat sedemikian rupa, karena hal itu bertentangan dengan sikap perwira dan kesatria.
"Sesuatu yang tak pernah aku bayangkan bahwa itu bakal terjadi. Sesuatu yang menabrak akal sehat, etika, dan budi pekerti. Juga bertentangan dengan keperwiraan dan kesatrian," ujar SBY.
Pada malam itu, SBY menuturkan bahwa dia melakukan dialog di dalam batinnya terkait permasalahan hidupnya, khususnya masalah Partai Demokrat yang selama ini telah dia pimpin dan besarkan, tapi tiba-tiba saja diobok-obok oleh pihak luar.
Meski awalnya merasa sedih, SBY memahami bahwa apa yang terjadi saat ini adalah takdir dunia, cobaan hidup yang dia yakini pasti ada solusinya. SBY pun yakin bahwa langkah yang telah diambilnya dalam menyelesaikan masalah Partai Demokrat adalah langkah yang tepat.
"Era kini, adalah era politik pasca kebenaran. Artinya, politik tanpa disertai kebenaran, banyak fitnah, pembunuhan karakter, berita bohong, dan tipu daya," kata SBY.
Oleh karena itu, SBY mengatakan bahwa dirinya akan mengahdapi semua masalah dengan kuat, tabah, dan tegar, baik lahir maupun batin. Karena hidup memerlukan kesabaran dan perngorbanan.