Meskipun ditolak, saat itu sempat ada usaha dari Freddy Budiman agar Fikri bisa tidur bersamanya hanya untuk satu malam di detik-detik dirinya yang akan dieksekusi mati.
Ia juga sempat meyakinkan petugas kalau psikologis anaknya itu tidak akan terganggu apabila tidur bersamanya di dalam penjara Nusakambangan.
“Udah sempet mencoba kaya debatin, enggak anak saya ini udah dewasa, enggak akan terganggu psikologisnya, dia anak yang kuat. Saya hanya minta waktu terakhir untuk tidur sama anak saya, tapi tetep ditolak waktu itu,” kata Fikri.
Setelah mendapat penolakan akhirnya Freddy Budiman legowo, dan saat akan meninggalkan Lapas malam itu Fikri mengaku lebih hancur dari malam biasanya ketika menjenguk sang ayah.
Baca Juga: Sempat Dilupakan dan Terbenam 7 Meter, Dam Cluwok Peninggalan Belanda Kini Jadi Monumen Pengairan
Selama menjenguk di Nusakambangan, Fikri berusah tegar dan tidak ingin menunjukkan tangisnya di depan ayahnya.
Namun malam itu, Fikri tidak kuat lagi menahan air matanya dan memeluk Freddy Budiman dengan erat.
“Aku enggak kuat nutupin kesedihan, kalau papa pergi aku bakal hancur sehancur-hancurnya,” ujarnya.