"Ini menunjukkan kepada kita semuanya, bahwa populasi kedua satwa ini wajib kita lindungi dan kita jaga supaya populasinya bisa bisa bertahan paling tidak kalau bisa bertambah," kata Sustyo Iriyono.
Ia menjelaskan, selama dua tahun terakhir populasi kedua satwa tersebut mengalami peningkatan, namun apabila perburuan liar terus dilakukan, bisa jadi suatu saat populasi kedua satwa tersebut berkurang bahkan bisa terancam punah.
Menurut Sustyo, kedua kedua satwa ini memiliki sisi ekonomis, "Tetapi harus dipahami disamping nilai ekonomis ada nilai ekologis."
Nilai ekologis untuk Harimau Sumatera itu dikalkulasikan tidak ada harga pasarnya itu sekitar kurang Rp1.2 miliar per ekor sedangkan untuk Gajah Sumatera Rp3,5 miliar per ekornya.
"Bisa dibayangkan yang menanggung kerugian kita semuanya, karena kita bagian dari ekologi,"kata Sustyo Iriyono.
Dirinya berharap untuk pelaku yang sudah diamankan bisa dikembangkan terus sehingga ada banyak pelaku yang kemungkinan punya andil juga oleh kejadian ini bisa terungkap.***