Anggota FPI yang masih ingin berafiliasi dengan ISIS, kata Refly, kemudian justru lebih akrab dengan Ustaz Basri.
"Itu satu soal yang mengindikasikan bahwa FPI bukanlah kelompok terorisme atau kalaupun awalnya tergoda untuk dibaiat ISIS, kemudian mereka sadar tiga bulan kemudian dan mereka akhirnya menjauh dari ISIS tersebut," ucapnya.
Kemudian, Refly Harun menyampaikan, kalaupun benar FPI itu adalah ISIS, benar tidaknya juga harus disampaikan secara jelas.
"Secara jelas itu maksudnya begini, jangan sampai kemudian keterlibatan itu adalah keterlibatan yang dibuat-buat, kalaupun genuine maka itupun tidak cukup alasan untuk mengkeranjangkan semua organisasi," tuturnya.
"Karena yang namanya kejahatan, pelanggaran pidana adalah individual responsibility, siapa yang berbuat, yang menyuruh melakukan, dialah yang bertanggung jawab," sambungnya.
Jadi tidak bisa, kata Refly, mengecap suatu organisasi sebagai teroris jika ada satu anggotanya yang terlibat.
Baca Juga: Ferdinand: Coba Tanya Gurumu, Kalau Membunuh adalah Jalan ke Surga Mengapa Bukan Dia yang Lebih Dulu
"Tidak berarti kalau ada warga negara Indonesia yang melakukan tindak pidana di luar negeri, tiba-tiba seluruh warga negara Indonesia dinyatakan bersalah tidak seperti itu," tutupnya.
Sebelumnya, Sidney mengatakan bahwa tiga bulan setelah pembaiatan massal tersebut, FPI mengeluarkan pernyataan sikap serta menjauhkan diri dari peristiwa pembaiatan itu.