Klaim Warga Semakin Sejahtera dengan JakLingko, Anies Baswedan: 30 Persen Pendapatan Habis untuk Transportasi

- 2 April 2021, 09:47 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan klaim bahwa dengan hadirnya Jaklingko masyarakat Jakarta menjadi lebih sejahtera.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan klaim bahwa dengan hadirnya Jaklingko masyarakat Jakarta menjadi lebih sejahtera. /Twitter.com/AniesBaswedan

PR BEKASI - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkapkan bahwa program JakLingko yang dibentuk sejak 2018 silam telah menjadikan warga Jakarta lebih sejahtera.

Anies Baswedan menjelaskan penamaan JakLingko yang disebutkannya tersebut memiliki makna yang dalam dan terinspirasi dari sistem irigasi persawahan.

Kata Jak memiliki makna Jakarta, sedangkan kata Lingko diambil dari bahasa daerah Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Artinya, sistem distribusi irigasi persawahan berbentuk jaring laba-laba, telah diusulkan diadopsi masuk Bahasa Indonesia.

Baca Juga: Tak Disangka, Roy Suryo Terkait Surat Wasiat Dua Teroris: Cara Penulisannya Beda, Tapi Gaya Bahasa Mirip

Baca Juga: Sambil Menangis Ceritakan Rumah Tangga dengan Tyson Lynch, Melaney Ricardo: Dia Emang Gak Pernah Bilang Cerai 

"Bahasa itu kami usulkan untuk diadopsi menjadi Bahasa Indonesia. Alhamdulillah sekarang sudah diakui sebagai Bahasa Indonesia jadi JakLingko," ujarnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs Antara.

"Dengan JakLingko ini seluruh operator angkot semuanya, termasuk bus menengah semuanya beroperasi dalam satu sistem," sambung Anies.

Anies Baswedan menyebutkan dengan tarif Rp5.000 per tiga jam melalui kartu JakLingko, penumpang bisa naik angkutan umum berkali-kali tanpa biaya tambahan.

Sebut saja seperti TransJakarta dan angkutan perkotaan (angkot) yang ada di DKI Jakarta.

"Di Jakarta ini hampir bisa dikatakan pengeluaran keluarga bisa sampai 30 persen untuk transportasi," katanya.

Baca Juga: Detik-detik Pria Tak Dikenal Teriakkan Slogan ISIS di Masjidil Haram, Seketika Jemaah Panik 

"Jadi, terima uang bulanan itu 30 persennya bisa habis untuk transportasi," sambung dia.

Selain lebih hemat, keberadaan JakLingko juga mendorong masyarakat beralih naik angkutan umum, terutama bus TransJakarta.

Dalam suatu studi, pada akhir 2016, jumlah penumpang TransJakarta mencapai 340.000 orang per hari, kemudian pada 2020 naik 3,5 kali lipat menjadi satu juta lebih penumpang.

"Kalau armada kami tambah artinya punya uang, tapi kalau penumpang itu tambah artinya ada perubahan perilaku warga Jakarta," tuturnya.

"Dari naik kendaraan pribadi berubah menjadi naik kendaraan umum,” sambung orang nomor satu di Jakarta ini.

Baca Juga: Akhir 'Manis' Polemik Demokrat, Pendiri Partai: 2 Bulan Digempur, Kader Makin Solid di Bawah AHY

Baca Juga: Bukan Liga 1, Raffi Ahmad Beri Target RANS Cilegon FC: Bermain, Bermental, dan Bersikap Baik 

Dengan adanya perubahan itu, maka biaya hidup warga menurun karena pengeluaran mereka untuk transportasi jauh lebih rendah.

Dengan kata lain, Anies Baswedan berharap mereka bisa lebih sejahtera karena anggarannya bisa digunakan untuk kebutuhan yang lain.

Sistem JakLingko ini, tidak hanya menguntungkan masyarakat saja, tapi juga para sopir dan pemilik kendaraan yang pendapatannya lebih pasti karena DKI Jakarta telah membayarnya berdasarkan satuan kilometer.

Sementara sopir tidak perlu mengejar setoran, untuk pemilik kendaraan akan merasa tenang karena mobilnya lebih terawat melalui pendapatan yang terprediksi dengan baik.

"Untuk angkot misalnya dalam kerja sama dengan JakLingko mereka tidak lagi dihitung pendapatannya berdasarkan jumlah penumpang, tapi dihitung berdasarkan kilometer per hari, sehingga angkotnya tidak ngetem," katanya.

"Karena dia ditargetkan satu hari sekian kilometer, misalnya minimal 90 km maksimal 110 kilometer, itu tidak boleh lebih dan kurang. Jadi, ada penumpang atau tidak ada penumpang dia akan berkeliling terus," sambungnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah