Ketika itu, mantan Presiden Soeharto datang untuk ikut disorot dalam film tersebut, yang mana kehadirannya hanya untuk menunjukkan kalau dia mendukung danareksa.
Hasil akhirnya pun bagus, tetapi ternyata film tersebut harus disensor dan dipotong.
"Nggak boleh. Karena mereka pikir Pak Harto enggak boleh dipakai untuk kampanye, apa Pak Harto berpikir begitu? saya kira tidak, buktinya dia mau di-shoot bersama Ibu Tien waktu itu, akhirnya dipotong," ucapnya.
Artinya adalah, dijelaskan Salim Said, dalam suatu pemerintahan yang otoriter maka tidak ada orang yang bebas.
Termasuk ketika seseorang itu diberi kekuasaan, orang tersebut akan takut menggunakan kekuasaan tersebut karena adanya risiko.
"Itu adalah, ini sudah politik, mempunyai dampak kepada kehidupan kreativitas," tambahnya.
Sementara itu, terkait dengan sedikitnya film Indonesia yang menampilkan Polisi selayaknya film Hollywood atau Bollywood yang sampai menjadi bulan-bulanan.
"Jadi saya ingat betul cerita almarhum Pak Joyo Kusumo 'itu banyak orang suci di film Indonesia'. Sebab kalau you bikin film mengkritik dokter, ikatan dokter protes," jelasnya.