Anwar Abbas Sebut Gus Yaqut 'Hilang Akal', Gus Sahal: Bukan Hanya Asbun, Tapi Juga Mencerminkan Egoisme Agama

- 9 April 2021, 17:21 WIB
Gus Sahal menilai, kritik Anwar Abbas yang sebut Gus Yaqut hilang akal mencerminkan egoisme agama dan dia tak paham masalahnya alias asbun.
Gus Sahal menilai, kritik Anwar Abbas yang sebut Gus Yaqut hilang akal mencerminkan egoisme agama dan dia tak paham masalahnya alias asbun. /Tangkapan layar YouTube.com/CokroTV/

PR BEKASI - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Amerika, Akhmad Sahal atau Gus Sahal memberikan tanggapan terkait pernyataan Waketum MUI Anwar Abbas yang menyebut Menteri Agama Gus Yaqut telah hilang akal karena mengusulkan doa semua agama di acara-acara Kementerian Agama (Kemenag).

Gus Sahal menilai, sebutan hilang akal pada Gus Yaqut menujukkan bahwa Anwar Abbas itu memang seorang sektarian.

"Ini menunjukkan Waketum MUI, Pak Anwar Abbas ini memang sektarian. Lah, wong Menteri Agama minta doa semua agama dibacakan di acara-acara Kementerian Agama," kata Gus Sahal, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube CokroTV, Jumat, 9 April 2021.

Baca Juga: Pernah Bangkrut Sampai Tak Mampu Beli Makanan, Pinkan Mambo: Itu Maunya Tuhan Supaya Aku Gak Sombong

Menurut Gus Sahal, di mata Anwar Abbas, upaya Gus Yaqut terakait doa semua agama justru dituduh sebagai penyeragaman atau homogenisasi agama.

"Bagi Waketum MUI, apa yang dilakukan Gus Yaqut dengan memberi kesempatan doa semua agama, justru menunjukkan bahwa Gus Yaqut tidak paham soal toleransi," kata Gus Sahal.

"Di sini kelihatan, Waketum MUI itu ngegas dan nyolot kepada Menteri Agama, tapi sebenarnya gak paham apa masalahnya alias asbun," sambungnya.

Baca Juga: Dituduh Manfaatkan Ibu Mertua Hotma Sitompul, Hotman Paris: Kalau Dia Benar Cinta, Kenapa Bangun Tembok?

Gus Sahal menjelaskan, yang dibicarakan Gus Yaqut adalah acara-acara Kemenag, yang melibatkan semua pemeluk agama, seperti Rakernas Kemenag.

"Gus Yaqut sendiri kan pernah bilang dia menteri semua agama, Kementerian Agama itu kementerian semua agama, tidak hanya kementrian Islam," kata Gus Sahal.

"Di sinilah, Anwar Abbas justru ngawur. Kalau di sini Gus Yaqut mengusulkan MUI, NU, Muhammadiyah, pesantren atau madrasah, bikin acara pakai doa semua agama, nah itu baru kehilangan akal," sambungnya.

Baca Juga: Tetap Tenang Meski Disebut 'Banci Tampil', Hotman Paris: Saya Murni Praktik Hukum dan Profesional

Menurutnya, penolakan Anwar Abbas bukan hanya semata-semata tak paham masalah, tapi juga mencerminkan apa yang oleh Bung Karno pernah disebut sebagai egoisme agama, yakni sikap mentang-mentang dan merasa paling memiliki Indonesia.

"Padahal Bung Karno pernah bilang, negara Indonesia adalah negara 'semua milik semua' bukan hanya milik satu golongan tertentu, baik itu mayoritas atau minoritas," kata Gus Sahal.

"Nah, ide Gus Yaqut agar Kemenag menjadi kementerian semua agama adalah manifestasi bagi terwujudnya spirit negara 'semua milik semua' seperti yang dicita-citakan founding fathers kita," sambungnya.

Baca Juga: Pemprov DKI Siapkan Rp800 Juta untuk Bangun Tugu Sepeda, Emil Salim: Kenapa Uangnya Tidak untuk Pendidikan?

Oleh karena itu, Gus Sahal mengimbau semua pihak agar menjauhi sikap mayoritarianisme, karena Indonesia diperoleh dari perjuangan semua pemeluk agama.

"Tak ada mayoritarianisme, yaitu sikap mentang-mentang sebagai mayoritas dan merasa paling memiliki Indonesia. Karena Indonesia diperoleh atas perjuangan semua pemeluk agama. Oleh karena itu, semua pemeluk agama berhak memiliki Indonesia," tutur Gus Sahal.

"Nah, doa semua agama adalah salah satu cara agar tidak ada satu kelompok agama pun yang mengklaim merasa paling memiliki negara ini," ujarnya.

Baca Juga: Analogikan Terorisme dengan Lelucon yang Tak Lucu, Sherly Annavita: Banyak Bukti Seolah Sengaja Ditinggalkan

Terakhir, Gus Sahal menilai, Anwar Abbas bukan hanya gagal paham soal apa yang disampaikan Gus Yaqut tapi juga melawan visi founding fathers.

"Waketum MUI Anwar Abbas bukan hanya gagal paham soal ini, tapi juga ternyata melawan visi founding fathers tentang Indonesia sebagai negara 'semua milik semua'. Ini ironis, karena MUI ada Indonesia di belangkamya, tapi ternyata sangat tidak Indonesia," tutur Gus Sahal.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: Youtube CokroTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x