PR BEKASI - Gempa bumi yang terjadi di barat daya Kabupaten Malang, Jawa Timur, terjadi dengan skala 6.1 dan kedalaman 60 km.
Gempa bumi yang saat ini menjadi bahan diskusi di media sosial hingga trending, dikabarkan oleh netizen terasa hingga ke Bali.
Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan bahwa mekanisme sumber kombinasi naik, dan gempa tersebut tidak memiliki potensi menimbulkan tsunami.
Baca Juga: KKB Kerap Lakukan Pemalakan Terhadap Kios Warga Pendatang di Pegunungan Papua
Daryono menyampaikan pihaknya masih terus mencari info dampak kerusakan. Dia juga mengungkapkan, bahwa zona malang adalah kawasan aktif gempa.
Catatan sejarah gempa menunjukkan bahwa gempa selatan Malang yang terjadi tersebut berdekatan dengan pusat gempa yang merusak Jawa Timur pada masa lalu.
"Gempa Selatan Malang M6,1 ini berdekatan pusat gempa merusak Jawa Timur pada masa lalu, pada tahun 1896, 1937, 1962. 1963 dan 1972," kata Daryono, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @DaryonoBMKG pada Sabtu, 10 April 2021.
Baca Juga: MUI: Dalam Islam Itu Radikalisme Tidak Senantiasa Dianggap Sesuatu yang Negatif
Gempa m6,1 di selatan Malang ini kemungkinan sangat kecil untuk dapat memicu aktifnya gunungapi, kecuali gunungapi tersebut memang sedang aktif. Jika gunungapi sedang tidak aktif maka gempa tektonik tidak akan dapat mempengaruhi aktivitas vulkanisme.— DARYONO BMKG (@DaryonoBMKG) April 10, 2021
Dia menyebut gempat selatan Malang M6,1 itu termasuk gempa menengah, karena akibat adanya deformasi atau patahan di zona Benioff.