PR BEKASI – Vaksin Nusantara yang digagas oleh mantan Menteri Kesehatan (Menkes) RI dr Terawan terus mendapat pro dan kontra.
Sejumlah tanggapan terkait Vaksin Nusantara tersebut datang dari berbagai kalangan, termasuk para dokter dan praktisi di bidang kesehatan.
Satu di antaranya dari dr Tirta Mandira Hudhi, yang mengungkapkannya melalui cuitan di akun Twitternya @tirta_hudhi.
Baca Juga: Pemerintah Gencarkan Program BPUM, Dapat Bantuan Sebesar Rp1.2 Juta
Menurutnya, pembuatan Vaksin Nusantara ini sama saja seperti pembuatan sepatu, yang penting produk lokal maka terus lanjut produksi.
Ia juga mengatakan bahwa ‘menghalangi’ Vaksin Nusantara atau pendapat kontra tentang Vaksin Nusantara bukan berarti itu tidak mendukung produk lokal.
“Buat vaknus kok disamakan ama buat sepatu
‘Asal lokal : gas !’
Yg menghalangi dianggep ga pro lokal
Logikamu lho. Kurang ngopi bro,” tutur dr Tirta dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter miliknya.
Buat vaknus kok disamakan ama buat sepatu
"Asal lokal : gas !"
Yg menghalangi dianggep ga pro lokal
Logikamu lho. Kurang ngopi bro— DOKTER TITAN (@tirta_hudhi) April 15, 2021
Selain itu pendapat lain juga dikemukakan oleh seorang dokter onkologi, dr Zubairi Djoerban melalui akun Twitternya @ProfesorZubairi.
Ia beranggapan bahwa wajar jika masyarakat curiga dan ragu terhadap Vaksin Nusantara, karena Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sudah menunjukan poin per poin alasan Vaksin Nusantara belum boleh lanjut.
“Saya rasa, keraguan publik masuk akal. Apalagi BPOM menunjukkan poin per poin kenapa Vaksin Nusantara belum boleh lanjut,” tutur dr Zubairi.
Baca Juga: Milad ke-3 Tahun LRT Jakarta, Anies Baswedan: Layani dengan Ramah agar Masyarakat Puas
Dr Zubairi pun menyarankan agar dalam pembuatan Vaksin Nusantara ini sebaiknya jangan diburu-buru dan dipolitisasi, lakukan berdasarkan uji klinis dan fakta ilmiah.
“Dus, berhenti sejenak untuk memperbaiki uji klinis satu merupakan hal yang baik. Jangan tergesa, jangan dipolitisasi, dasarkan semua pada fakta ilmiah,” tuturnya lebih lanjut.
Saya rasa, keraguan publik masuk akal. Apalagi BPOM menunjukkan poin per poin kenapa Vaksin Nusantara belum boleh lanjut.
Dus, berhenti sejenak untuk memperbaiki uji klinis satu merupakan hal yang baik. Jangan tergesa, jangan dipolitisasi, dasarkan semua pada fakta ilmiah.— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) April 15, 2021
Kemudian seorang epidemiolog, dr Pandu Riono memberikan apresiasinya kepada BPOM melalui akun Twitternya @drpriono1, karena BPOM telah membuka hasil inspeksi mengenai Vaksin Nusantara yang ternyata dalam proses produksinya tidak steril.