Sebuah Analisis, Pakar AS Ungkap Alasan Mengapa Kapal Selam KRI Nanggala 402 Sulit Ditemukan

- 24 April 2021, 20:17 WIB
Anggota TNI AL melakukan penghormatan ketika kapal selam KRI Nanggala-402 tiba di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2012). Kapal selam tersebut kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan.
Anggota TNI AL melakukan penghormatan ketika kapal selam KRI Nanggala-402 tiba di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2012). Kapal selam tersebut kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan. /ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Dalam keadaan darurat, kapal selam dapat mengaktifkan perangkat ping onboard atau mengirim pelampung yang memancarkan sinyal yang dapat dilacak.

Dengan asumsi, kapal selam memiliki sistem ini, sistem berfungsi, dan kru kapal selam tahu cara menggunakannya dan belum dilumpuhkan.

Baca Juga: KRI Nanggala-402 Resmi Dinyatakan Tenggelam, Cadangan Oksigen Diperkirakan Masih Dapat Bertahan 2 Hari Lagi

Ping itu, meskipun tidak selalu menjamin pemulihan, namun sangat berharga karena memungkinkan tim pencari menggunakan sonar pasif untuk memindai petak samudera yang lebih luas dan dilengkapi dengan alat lainnya.

Clark juga mengataka tidak ada indikasi bahwa KRI Nanggala-402 mengeluarkan suara yang dapat membantu pencarian. Clark, yang juga ahli pertahanan di Intitut Hudson juga berspekulasi jika kapal mengeluarkan suara, maka mungkin sudah ditemukan.

“Kalau bikin ribut, pasti jauh lebih mudah ditemukan,” ujarnya.

Baca Juga: KSAL Sebut Ada Retakan Besar di KRI Nanggala 402, Ada Kemungkinan Air Sudah Masuk ke Dalam Kapal

Tanpa ping yang mengganggu atau suara bising lainnya, tim pencarian dan penyelamatan dibatasi untuk menggunakan sonar aktif, mempersempit pemindaian dan memperpanjang waktu yang diperlukan untuk mencari suatu area.

Sementara sonar pasif melibatkan pendengaran suara yang datang dari objek di laut, sonar aktif mengacu pada suara ping dari objek di laut dan mendengarkan gema.

Diinformasikan bahwa Angkatan Laut Indonesia menetapkan bahwa kapal selam tersebut menghilang di perairan utara pulau Bali.***

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Business Insider


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah