Sebuah Analisis, Pakar AS Ungkap Alasan Mengapa Kapal Selam KRI Nanggala 402 Sulit Ditemukan

- 24 April 2021, 20:17 WIB
Anggota TNI AL melakukan penghormatan ketika kapal selam KRI Nanggala-402 tiba di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2012). Kapal selam tersebut kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan.
Anggota TNI AL melakukan penghormatan ketika kapal selam KRI Nanggala-402 tiba di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2012). Kapal selam tersebut kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan. /ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

PR BEKASI - Kapal Selam milik TNI AL KRI Nanggala 402 belum ditemukan selama berhari-hari sejak hilang di perairan bali pada 21 April 2021 lalu.

Menurut Mantan Perwira Kapal Selam Angkatan Laut AS Bryan Clark, kapal selam bisa jadi akan sulit ditemukan ketika terjadi kesalahan dan beberapa hal teknis.

"Kapal selam dirancang agar sulit ditemukan, tentu akan jadi masalah ketika tenggelam atau jatuh," kata Bryan Clark seperti dikutip Pikiranrkayat-Bekasi.com dari Business Insider, Sabtu, 24 April 2021.

Baca Juga: Hindari Kerumunan, Umat Islam Disarankan Salat Ied Berjamaah di Lapangan Terbuka

Menurutnya, Kapal selam bekerja untuk menyusup ke perairan musuh dengan melibatkan aset angkatan laut musuh, menembaki target darat dengan rudal jelajah dan balistik.

Bahkan, menurutnya, beberapa kapal selama juga ada yang memasukkan pasukan rahasia ke dalam wilayah musuh dari posisi terendam yang dilindungi.

Kapal selam angkatan laut Indonesia yang hilang, KRI Nanggala-402, merupakan kapal selam serang diesel-listrik buatan Jerman yang berusia lebih dari 40 tahun.

Baca Juga: Link Live Streaming Indosiar, Laga Penting Penentuan Perebutan Posisi Tiga PSM Makassar vs PSS Sleman

Karena usianya, kapal ini mungkin tak memiliki lapisan dan fitur siluman seperti kapal selam yang baru.

Dalam keadaan darurat, kapal selam dapat mengaktifkan perangkat ping onboard atau mengirim pelampung yang memancarkan sinyal yang dapat dilacak.

Dengan asumsi, kapal selam memiliki sistem ini, sistem berfungsi, dan kru kapal selam tahu cara menggunakannya dan belum dilumpuhkan.

Baca Juga: KRI Nanggala-402 Resmi Dinyatakan Tenggelam, Cadangan Oksigen Diperkirakan Masih Dapat Bertahan 2 Hari Lagi

Ping itu, meskipun tidak selalu menjamin pemulihan, namun sangat berharga karena memungkinkan tim pencari menggunakan sonar pasif untuk memindai petak samudera yang lebih luas dan dilengkapi dengan alat lainnya.

Clark juga mengataka tidak ada indikasi bahwa KRI Nanggala-402 mengeluarkan suara yang dapat membantu pencarian. Clark, yang juga ahli pertahanan di Intitut Hudson juga berspekulasi jika kapal mengeluarkan suara, maka mungkin sudah ditemukan.

“Kalau bikin ribut, pasti jauh lebih mudah ditemukan,” ujarnya.

Baca Juga: KSAL Sebut Ada Retakan Besar di KRI Nanggala 402, Ada Kemungkinan Air Sudah Masuk ke Dalam Kapal

Tanpa ping yang mengganggu atau suara bising lainnya, tim pencarian dan penyelamatan dibatasi untuk menggunakan sonar aktif, mempersempit pemindaian dan memperpanjang waktu yang diperlukan untuk mencari suatu area.

Sementara sonar pasif melibatkan pendengaran suara yang datang dari objek di laut, sonar aktif mengacu pada suara ping dari objek di laut dan mendengarkan gema.

Diinformasikan bahwa Angkatan Laut Indonesia menetapkan bahwa kapal selam tersebut menghilang di perairan utara pulau Bali.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Business Insider


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah