Baca Juga: Puluhan Penyidik Terancam Dipecat dari KPK, Febri Diansyah: Negeri Ini Dieksploitasi, Dihisap
"Tapi kan banyak hal yang sekarang bocor dari KPK, yang integritasnya pimpinannya sekarang ini kita ragukan, toh misalnya kita dengar sekarang ini ada penyidik ditangkap, ada barang bukti yang dicuri, dan lain-lain," sambungnya.
Lebih lanjut, terkait kejanggalan soal tes wawasan kebangsaan, seperti pertanyaan, kenapa belum menikah, Islamnya Islam apa, dan salat subuhnya pakai Qunut atau tidak.
Kemudian juga dikabarkan terdapat 20 pertanyaan yang harus dijawab setuju atau tidak terhadap sejumlah isu, seperti apakah saya memiliki masa depan yang suram dan saya hidup untuk menebus dosa-dosa masa lalu.
Menurutnya, wawasan kebangsaan para pegawai KPK tersebut sudah teruji karena integritas mereka sudah teruji sebagai penyidik selama ini.
"Jadi tuduhan-tuduhan radikalisme ini menurut saya kejam dan keji, udah stop itu. Karena kalau nggak, saya bayangkan di republik ini orang-orang baik akan hilang tetapi hanya fitnah yang kemudian kita pelihara," ujarnya.
"Katakanlah misalnya Novel Baswedan, dia ini lulusan Akabri loh, ketika dia memilih mengundurkan diri dari kepolisian dan masuk KPK sebagai independen, kemudian mereka diseleksi, hanya orang-orang terbaik, dan dalam proses perjalanan tiba-tiba dituduh radikalisme kan tidak lucu," sambungnya.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar yang Dilihat Pertama Bisa Ungkap Siapa Diri Anda Sebenarnya
Oleh karena itu, Saor Siagian berpendapat, hal tersebut bukanlah karakter Pancasilais dan bukan wawasan kebangsaan, melainkan hanya fitnah-fitnah yang keji.