PR BEKASI - Pengamat Hukum Tata Negara, Feri Amsari turut menyoroti puluhan pegawai KPK yang dinyatakan tak memenuhi syarat atau tidak lolos dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Pegawai yang tak lolos dalam Tes guna peralihan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) itu, diiusukan salah satunya yakni penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Menanggapai hal tersebut, Feri Amsari mengungkapkan TWK ini merupakan alat untuk menggiring opini publik bahwa terdapat sebagian pegawai KPK yang berideologi berbahaya.
"Jadi novel dan 74 pegawai KPK mau diframing radikal, taliban, dan tidak pancasilais via tes wawasaan kebangsaan," ucap Feri Amsari, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter pribadinya @feriamsari, Jumat, 7 Mei 2021.
Baca Juga: Sebut Sapri Mulai Berhalusinasi, Dolly: Kadar Gula Darah Sudah Capai Angka 1.000 Lebih
Lebih lanjut, Feri Amsari menyebut seharusnya yang melakukan TWK tersebut bukan lah para pegawai KPK, melainkan para koruptor yang masih ngotot turut mencalonkan diri menjadi kepala daerah.
"Tuh banyak politisi korup mencalonkan lagi ngak dites wawasan kebangsaan," ujar Direktur Pusat Studi Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Andalas itu.
"Bukannya mereka yang pilih pimpinan KPK," sambungnya.
Selain Feri Amsarai,Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini juga turut mengkritik TWK tersebut yang seharusnya tak perlu ada.