Anis Matta menuturkan, peta Israel yang kini sudah berusia sekitar 100 tahun itu justru membuat tragedi kemanusiaan baru.
Bahkan menurutnya, yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina sama seperti yang pernah dilakukan bangsa Eropa terhadap orang Yahudi.
"Jika Israel dibubarkan, orang-orang Yahudi dikembalikan dari negara asalnya, karena mereka datang dari berbagai wilayah sebelum kemudian migrasi besar-besaran ke Palestina," ujar Anis Matta.
Selain itu, Anis Matta juga menuturkan bahwa pilihan lainnya adalah diintegrasikan dalam satu titik untuk membentuk negara baru yang disepakati PBB dan komunitas internasional, dan itu bisa jadi solusi bagi negara dengan jumlah penduduk sekitar 5 juta, itu tidak terlalu besar.
Anis Matta menilai bahwa upaya pengusiran warga Palestina ke Dataran Tinggi Golan, Yordania, dan Bukit Sinai, Mesir dengan membuatkan negara baru, justru akan membuat konflik makin melebar, terbukti upaya tersebut berantakan karena mendapat perlawanan sengit dari warga Palestina.
"Saya kira para pemimpin global harus menyakinkan dosa-dosa kemanusiaan akibat Perjanjian Sykes-Picot. Pembubaran negara Israel bisa menjadi jalan keluar, bukan sebaliknya menghilangkan Palestina dan membuatkan negara baru," ujar Anis Matta.***