PR BEKASI - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir memberikan pandangannya terkait tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina.
Haedar Nashir berharap bangsa Indonesia tidak terbelah dalam menyikapi konflik dan tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina.
Menurut Haedar Nashir, posisi Indonesia dalam menyikapi konflik dan tragedi kemanusiaan di Palestina sudah sangat jelas dan hal itu ada di tujuan nasional.
Hal itu disampaikan Haedar Nashir dalam diskusi publik bertajuk "Konflik Arab-Israel, Peluang dan Tantangan Perdamaian" yang berlangsung secara virtual, Senin, 24 Mei 2021.
"Jangan sampai bangsa ini terpecah gara-gara mereaksi persoalan Palestina karena posisinya sudah jelas apalagi ada di tujuan nasional," kata Haedar Nashir, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Selasa, 25 Mei 2021.
"Satu di antaranya bahwa kita ingin ikut serta dalam ketertiban dunia dan perdamaian abadi," sambungnya.
Baca Juga: Neno Warisman Ajak Masyarakat Boikot Indomaret, Inul Daratista: Nalarmu di Mana? Hina Dina Anda Ini!
Haedar Nashir menuturkan, sebagai bangsa yang pernah dijajah, seluruh komponen bangsa Indonesia sudah sepatutnya memiliki pandangan yang sama terkait penjajahan.
"Bahwa penjajahan di negara mana pun di muka bumi merupakan tragedi kemanusiaan paling pahit, paling kelam, dan paling zalim yang harus ditentang," ujar Haedar Nashir.
Oleh karena itu, PP Muhammadiyah mengapresiasi sikap Pemerintah Indonesia yang mengambil posisi tepat, konsisten, dan tegas dalam mendukung kemerdekaan rakyat Palestina.
Apalagi menurutnya, sebagian negara-negara Arab tidak memiliki sikap tegas seperti yang ditunjukkan Pemerintah Indonesia.
"Pemerintah Indonesia kami apresiasi sudah mengambil posisi yang tepat dan konsisten untuk tetap mendukung Palestina secara tegas," kata Haedar Nashir.
Bagi Haedar Nashir, Pemerintah Indonesia telah berada di jalur yang tepat dalam menyikapi persoalan Palestina sehingga semestinya diikuti seluruh komponen bangsa.
"Jika pemerintah saja sudah seperti itu, warga dan elite bangsa yang mungkin mendukung pemerintah sekarang, saya imbau untuk coba memahami dengan seksama dan reflektif bahwa persoalan Palestina adalah persoalan kemerdekaan," tutur Haedar Nashir.
Haedar Nashir mengatakan, bangsa Indonesia dapat merespons persoalan penjajahan di Palestina dalam bingkai menjalankan amanat konstitusi.
Amanat konstitusi tersebut sesuai dengan pembukaan UUD 1945, yang berbunyi bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Enggan Komentar Soal Konflik Dirinya dan PDIP: Kalau Tidak Diundang, Ya Tidak Datang
Haedar Nashir juga berharap seluruh pihak berhenti membawa politik aliran dalam kasus Palestina dengan memandangnya semata-mata sebagai persoalan Islam melawan yang lain.
Meski demikian, Haedar Nashir tidak memungkiri bahwa masalah Palestina memiliki irisan dengan persoalan keislaman, jika ditinjau dari aspek sejarah dan keberadaan Masjid Al-Aqsa yang merupakan salah satu masjid utama bagi kaum muslim selain Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.***