PR BEKASI - Hari Lahir Pancasila yang jatuh tanggal 1 Juni besok akan terasa berbeda bagi 51 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tidak dapat lagi merayakannya di gedung KPK.
Hal itu seperti yang dirasakan Direktur Sosialisasi dan Kampanye Anti-Korupsi, Giri Suprapdiono.
Giri Suprapdiono, pegawai KPK yang mengajar wawasan kebangsaan itu dinyatakan tidak lolos TWK KPK.
Menyambut hari lahir Pancasila 1 Juni 2021 besok, Giri Suprapdiono menumpahkan rasa dukacitanya melalui sebuah tulisan yang diunggah melalui akun Twitter pribadinya.
"Besok, 1 Juni 2021. Kami tak berdiri di karpet itu lagi," tutur Giri Suprapdiono, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Senin, 31 Mei 2021.
Hari lahirnya Pancasila merupakan hari bersejarah yang diperingati seluruh rakyat Indonesia setiap tanggal 1 Juni.
Pancasila sebagai dasar ideologi negara seluruh rakyat Indonesia menjadi pedoman penting bagi warganya untuk beretika dalam bermasyarakat.
Baca Juga: 693 Pegawai KPK yang Lolos TWK Nyatakan Solidaritas, Minta Pelantikan Ditunda
Mengenang lagi perjuangannya, Giri Suprapdiono melihat perjuangan para pegawai KPK yang bersama membangun gedung merah putih dengan penuh keringat dan air mata.
Tetapi kini, mereka yang berjuang justru terbuang dari gedungnya, kata Giri.
"Di gedung merah putih. Gedung yang dibangun penuh perjuangan, keringat dan air mata. Dari kumpulan receh koin, dari si miskin pun ada," tuturnya melanjutkan.
Ia menggambarkan 75 pegawai KPK yang tidak lolos TWK sebagai aset bangsa yang akhirnya terbuang sia-sia.
"Merah itu akan pudar, putih itu pun kusam. Garudaku berlinang, 75 anak bangsa, adalah asa," tutur Giri Suprapdiono mengakhiri cuitannya.
Tulisan yang dibawa Giri Suprapdiono membawa energi yang sama dari para pengikutnya di Twitter. Sejumlah warganet memberikan semangat.
Dari kolom komentar, terdapat curahan hati seorang driver ojek online yang merasa bangga setiap kali mendapat pesanan dari pegawai KPK karena menurutnya pegawai KPK adalah pahlawan bangsa.
Seperti diketahui, sebanyak 75 pegawai KPK dinyatakan tidak lulus TWK setelah melalui pembahasan ulang.
Sebanyak 24 di antaranya dianggap bisa dibina namun 51 orang lainnya dicap 'merah' dan dianggap tidak bisa lagi dibina.***