Indonesia Disorot Media Asing, Infeksi Covid-19 dan Vaksin Sinovac Dapat Bahayakan Tenaga Kesehatan

- 8 Juli 2021, 07:55 WIB
Petugas kesehatan bersiap untuk membantu pasien COVID-19 di tenda sementara di luar ruang gawat darurat rumah sakit pemerintah di Bekasi.
Petugas kesehatan bersiap untuk membantu pasien COVID-19 di tenda sementara di luar ruang gawat darurat rumah sakit pemerintah di Bekasi. /Reuters/Willy Kurniawan/Reuters

PR BEKASI - Lonjakan kasus infeksi Covid-19 di Indonesia terus naik dari hari ke hari hingga memecahkan rekor harian. Hal tersebut menyebabkan petugas medis di rumah sakit semakin kewalahan dalam menangani pasien Covid-19.

Seorang ahli paru Indonesia, Erlina Burhan mengeluh kesal setelah melakukan shift panjang di rumah sakit dan kehilangan 200 stafnya yang terinfeksi Covid-19 meskipun telah divaksinasi.

"Ini gila, benar-benar gila," kata Erlina kepada Reuters, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Kamis, 8 Juli 2021.

Baca Juga: RS Hasan Sadikin Gelar Rapid Test Covid-19 bagi Tenaga Kesehatan 

"Lebih banyak pasien tetapi lebih sedikit staf. Ini konyol," katanya.

Menurut Asosiasi Rumah Sakit Indonesia (IHA), ada sekitar 95 persen tenaga kesehatan yang telah divaksinasi lengkap dan sebagian besar menggunakan vaksin Sinovac China.

Tetapi, menurut kelompok data independen Lapor Covid-19, dari 131 petugas kesehatan, sebagian besar yang divaksinasi dengan suntikan Sinovac telah meninggal sejak Juni, termasuk 50 petugas kesehatan pada Juli ini.

Di tengah lonjakan infeksi covid-19, beberapa profesional medis kini mempertanyakan kemanjuran vaksin meskipun pemerintah Indonesia mengatakan masalahnya terletak pada varian Delta bukan vaksin.

Baca Juga: Berisiko Tinggi Tertular Covid-19, Terawan Agus Putranto Janji Dukung dan Bantu Tenaga Kesehatan 

Lia Partakusuma selaku sekretaris jenderal IHA, mengatakan bahwa dia telah melakukan survei pada rumah sakit besar milik pemerintah di kota-kota besar di Jawa.

"Mereka mengatakan 10 persen staf mereka positif Covid-19 dan staf itu harus diisolasi selama dua minggu," katanya.

Meskipun profesional medis lainnya mengatakan banyak yang diasingkan selama lima hari karena mereka sangat dibutuhkan di tempat kerja.

Menurut IHA, peningkatan untuk kasus Covid-19 naik menjadi empat kali lipat dalam angka resminya dalam sebulan terakhir.

Baca Juga: Berisiko Tinggi Tertular Covid-19, Terawan Agus Putranto Janji Dukung dan Bantu Tenaga Kesehatan 

Angka tersebut mencapai lebih dari 34.000 per hari, itu berarti jumlah yang membutuhkan rawat inap telah naik menjadi tiga hingga lima kali lipat.

Sementara itu, ahli epidemiologi mengatakan bahwa tingkat pengujian yang rendah pada data resmi Covid-19 tidak benar-benar mencerminkan tingkat wabah.

Di sisi lain, pasien Covid-19 yang tidak mendapatkan perawatan dengan terpaksa harus disambungkan dengan infus di tempat parkir.

Begitu juga dengan pasien lain yang terbaring koma di tempat tidur darurat di koridor rumah sakit, selain itu juga ada yang mencari oksigen di tengah kekurangan oksigen yang terjadi di rumah sakit di seluruh Jawa.

Baca Juga: Tenaga Kesehatan Lelah, Satgas Covid-19: Masyarakat harus Patuhi Protokol Kesehatan 

"Banyak rumah sakit hampir penuh atau kelebihan kapasitas," kata direktur rumah sakit dan IHA.

Pakar kesehatan masyarakat khawatir situasinya akan memburuk dan memperingatkan bahwa Indonesia bisa menjadi 'India berikutnya'.

Organisasi untuk Kerja sama dan Pembangunan Ekonomi mengatakan bahwa Indonesia memiliki 0,4 dokter per 1.000 orang, hal itu membuat Indonesia kurang siap untuk menangani krisis Covid-19.

Seorang eksekutif rumah sakit dengan nama anonim, mengatakan bahwa merawat pasien Covid-19 seringkali membutuhkan keterampilan yang tidak dapat dimiliki oleh siswa atau sukarelawan lainnya.

Baca Juga: Tenaga Kesehatan dan Manula di AS Akan Mulai Disuntikkan Vaksin Covid-19 Pfizer Mulai Besok 

Pemerintah telah memberlakukan PPKM Darurat yang ketat di pulau Jawa dan Bali, sementara menteri kesehatan telah menjanjikan hampir 8.000 lebih banyak tempat tidur rumah sakit.

Tetapi para dokter bertanya, apa gunanya lebih banyak tempat tidur tanpa staf?

"Masalahnya adalah tenaga kerja. Kalaupun kita bisa menambah ruang, siapa yang bisa mengurusnya?" kata ahli saraf Eka Julianta Wahjoepramono.

Sedangkan Indonesia saat ini sangat bergantung pada vaksin Sinovac dari China karena merupakan satu-satunya perusahaan farmasi yang dengan cepat menjualnya dalam jumlah besar.

Baca Juga: Ada Kabar Baik dari Ridwan Kamil untuk Tenaga Kesehatan di Bekasi yang Masih Nganggur 

Pada awalnya program inokulasi Sinovac secara signifikan mengurangi kematian akibat Covid-19  karena terdapat 158 dokter meninggal karena penyakit pernapasan pada Januari lalu, tetapi kemudian jumlahnya turun menjadi 13 pada Mei.

Namun Ikatan Dokter Indonesia juga melaporkan bahwa setidaknya 30 dokter telah meninggal sejak Juni.

Eka mengatakan bahwa meskipun telah divaksinasi lengkap dengan Sinovac, dia tetap terinfeksi kasus Covid-19 yang parah bulan lalu.

"Banyak rekan saya tidak memiliki peningkatan antibodi yang signifikan setelah Sinovac," katanya.

Baca Juga: Buruan Daftar! Pemprov DKI Jakarta Gelar Vaksinasi Massal Covid-19 untuk Tenaga Kesehatan yang Belum 

Sedangkan juru bicara Sinovac, Liu Peicheng mengatakan kepada Reuters bahwa hasil awal vaksin menunjukkan pengurangan tiga kali lipat dalam efek penetral terhadap varian Delta.

Asosiasi Medis juga telah mendesak pemerintah untuk segera memberikan vaksin dosis ketiga kepada petugas kesehatan.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah