Indonesia Jadi Episenter Covid-19 di Asia, Dokter: Jangan Tutup Mata, Fatal Jika Lengah

- 15 Juli 2021, 15:40 WIB
Indonesia dijuluki sebagai episdenter pandemi Covid-19 di Asia, dr. RA Adaninggar memberikan tanggapannya.
Indonesia dijuluki sebagai episdenter pandemi Covid-19 di Asia, dr. RA Adaninggar memberikan tanggapannya. /Antara/M Risyal Hidayat

PR BEKASI - Indonesia mendapat julukan sebagai episenter pandemi Covid-19 di Asia, yang sebelumnya di pegang oleh India.

Kasus harian Covid-19 terus melonjak hingga Wabah Covid-19 yang kian meluas membuat Indonesia menjadi episenter pandemi Covid-19 selanjutnya di Asia.

Catatan rekor Indonesia dalam 2 hari kebelakang menunjukan kenaikan yang signifikan pada Selasa, 12 Juli 2021, Indonesia mencatatkan rekor 47.899 kasus baru Covid-19, 15 Juli Indonesia kembali memecahkan rekor dengan 54.512 kasus.

Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 Per 14 Juli 2021 Cetak Rekor Baru, Kasus Aktif Indonesia Lebih Tinggi daripada India

Sebagai perbandingan, data pada Selasa, 12 Juli 2021 Indonesia mencatat rekor 47.899 kasus baru Covid-19, sementara itu pada hari yang sama India melaporkan 40.215 kasus baru Covid-19.

Sebelumnya ada beberapa negara di Asia yang sempat dijuluki episenter pandemi Covid-19. Dimulai dari China pada awal tahun 2020, menyusul Amerika Serikat (AS), Brazil, India, dan belakangan ini Indonesia.

Menanggapi hal itu dr. RA Adaninggar, SpPD memberikan komentar di akun Instagram miliknya @drningz bahwa Indonesia dijuluki sebagai episenter pandemi Covid-19 di Asia adalah fakta.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Bahrain Masukkan Indonesia ke 'Daftar Merah' Negara yang Dilarang Masuk

"Ini fakta lagi yang kita semua harus tahu dan tidak boleh tutup mata. Fakta kadang menyakitkan tapi bila kita tidak tahu fakta, kita akan lengah dan kondisi ini akan sangat fatal bila kita lengah," tulis dr RA Adaninggar dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com.

"Nakut-nakutin nih, kenapa ga beritakan angka kesembuhan??” sambungnya.

"Sudah banyak kok yg memberitakan kesembuhan dan itu bukan hal yang mengagetkan karena memang 80% pasien Covid akan sembuh. Semakin banyak yang sakit ya otomatis semakin banyak yang sembuh. Justru mindset kita harus diubah, jangan sampai lah kita sakit, karena masih ada risiko 20% belum tentu sembuh. 20% itu mungkin bukan anda tapi keluarga atau teman anda. 20% sepertinya kecil tapi kalo itu keluarga atau teman anda, rasa kehilangan anda tidak akan cukup rasanya 100%," tuturnya.

Baca Juga: Jepang Kirim Pesawat, Tarik Warganya Pulang Saat Lonjakan Covid-19 di Indonesia

"Jika mencegah tidak sakit bisa menyelamatkan lebih banyak orang kenapa kita harus mewajarkan 80% orang sakit sembuh??" ujarnya.

Menurutnya yang harus dilakukan masyarakat Indonesia saat ini adalah menghentikan penularan agar yang sakit semakin sedikit sehingga bisa menyelamatkan banyak lebih banyak orang dari pandemi Covid-19 ini.

"Yang sekarang harus kita lakukan adalah berusaha keras menghentikan penularan di masyarakat supaya yang sakit semakin sedikit sehingga kita akan bisa menyelamatkan lebih banyak orang," ucapnya.

Baca Juga: Indonesia Tembus 2,6 Juta Kasus Infeksi Covid-19, Suplai Oksigen Jadi Sorotan Media Asing

Sementara itu, dr. RA Adaninggar menghimbau agar masyarakat selalu taat protokol kesehatan, lakukan pola hidup sehat dan lawan hoax tentang pandemi Covid-19 ini.

"Jangan bosen untuk selalu melakukan protokol kesehatan, hindari aktivitas2 tidak perlu di luar rumah, di rumah saja sementara ini bila tidak ada kepentingan keluar, hindari kerumunan, lakukan pola hidup sehat, vaksinlah bila ada kesempatan, dan lawan selalu hoax," ujar dr. RA Adaninggar.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Instagram @drningz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x