Janji Luhut soal Pandemi Covid-19 Ditagih, PKS: Berapa Banyak Nyawa yang Harus Dikorbankan Demi Pencitraan?

- 4 Agustus 2021, 16:37 WIB
Anggota DPR Fraksi PKS, Bukhori Yusuf menagih janji Koordinator PPKM, Luhut Binsar Pandjaitan soal pengendalian Covid-19.
Anggota DPR Fraksi PKS, Bukhori Yusuf menagih janji Koordinator PPKM, Luhut Binsar Pandjaitan soal pengendalian Covid-19. /Kolase foto ANTARA dan Dok. Fraksi PKS

PR BEKASI - Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Luhut Binsar Pandjaitan pernah berjanji mengenai pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia.

Dalam janjinya, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pandemi Covid-19 di Indonesia akan membaik dalam waktu 4 hingga 5 hari.

Hal tersebut diungkapkan Luhut Binsar Pandjaitan pada Juli lalu, saat kasus Covid-19 di Indonesia tengah melonjak tinggi.

Baca Juga: Viral Pengantin Gelar Pernikahan Jarak Jauh, Gegara Mempelai Pria Positif Covid-19

Menanggapi itu, Anggota DPR dari Fraksi PKS, Bukhori Yusuf menagih janji Luhut Binsar Pandjaitan.

"Berapa banyak nyawa lagi yang harus terkorbankan hanya demi pencitraan?" tutur Bukhori dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari situs resmi Fraksi PKS pada Rabu, 4 Agustus 2021.

Seperti yang diketahui, pemerintah saat ini memperpanjang penerapan PPKM di Pulau Jawa-Bali hingga 9 Agustus 2021.

Menurut Bukhori, PPKM tak bisa dielakan. Pasalnya, langkah yang diambil pemerintah sejauh ini dinilainya jauh dari harapan.

Baca Juga: Jokowi Banjir Kritik soal Penanganan Covid-19, Ali Ngabalin: Presiden Adalah Karakter yang Teliti

Lebih lanjut, Bukhori menyoroti tiga indikator, di antaranya kecepatan vaksinasi, pelaksanaan 3T, dan angka kematian.

Bukhori melansir data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 30 Juli 2021, menyebut target vaksinasi Covid-19 secara nasional masih belum tercapai.

Dari target 208 juta peserta, saat ini baru 22,47 persen atau sekitar 46,8 juta warga yang telah menjalani vaksinasi dosis pertama.

Baca Juga: Sempat Sadar dari Koma, Ibu Irwansyah Meninggal Dunia Setelah Berjuang Melawan Covid-19

Sedangkan peserta vaksinasi dosis kedua baru berada di angka 9,67 persen atau 20,1 juta.

"Untuk mempercepat vaksinasi pemerintah harus jemput bola. Masifkan sentra vaksinasi berbasis RT/RW. Tinggalkan cara-cara konservatif seperti mengundang masyarakat berkerumun demi memperoleh vaksinasi," kata Bukhori.

"Sebab jika cara ini tetap dipertahankan, saya khawatir keberadaan sentra vaksinasi akan menimbulkan klaster baru dan menjadi kontraproduktif,” lanjutnya.

Baca Juga: AS Gelontorkan Dana Rp429 Miliar untuk Indonesia, Bantu Perangi Covid-19

Adapun untuk 3T, Bukhori menilai tracing atau pelacakan kontak erat yang dirilis Kemenkes baru bekisar 3 hingga 5 orang per satu orang positif.

Menurutnya, langkah tracing di Indonesia masih belum maksimal, mengingat WHO merekomendasikan pelacakan terhadap 30 orang per satu orang positif Covid-19.

Selain itu, Bukhori turut menyoroti data kematian akibat Covid-19 di Indonesia.

Baca Juga: Pasien Covid-19 Berkurang Drastis, Tenda Darurat RSUD Kota Bekasi Akhirnya Dibongkar Semua

"Angka korban jiwa yang terus berjatuhan tidak bisa dilihat sebagai angka statistik semata. Setiap satu nyawa yang hilang adalah memori bagi setiap orang yang mengenalnya," tutur dia.

"Dan mirisnya, kematian ini juga menimpa para tenaga kesehatan yang kita harapkan bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa pasien," sambungnya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Fraksi PKS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x